Friday, 14 March 2014

(Katanya sih) Solo Traveling di Makassar

Akhhh Makassar...asik-asik...

Kota yang uda aku pengen banget kunjungin. Di khayalan kepengen banget ke Toraja, Rammang-rammang Karst, Batimurung, pulau-pulau cantik di sebrang losari, dan sebagainya..

Apalagi jika aku membayangkan kuliner nya. Mie titi, sop konro, coto makassar, pisang ijo, es palu butung, palubassa daaaann masih banyak lagi.

Siang itu, aku membeli tiket penerbangan untuk ke Makassar karena ada suatu urusan yang harus di selesaikan di kota tersebut.

Karena jiwa yang ga bisa tertahan lagi untuk explore makassar, akhirnya akupun browsing tempat mana saja yang sekiranya aku akan kunjungi..

Rencana hanyalah rencana..
Manusia bisa berencana dengan perfect nya..tapi pada akhirnya Tuhan lah yang menentukan semuanya.
Minggu Pagi itu, lebih tepatnya tengah malam sekitar jam 1 dini hari aku terbangun untuk bersiap melakukan penerbangan pagi.

Menggunakan pesawat Lion Air menuju Ujung Pandang alias Makassar, akupun terbang pada pukul 06.30 wib. Setibanya di Bandara Sultan Hassandin, aku yang kelihatan bingung tapi pura-pura gak bingungpun akhirnya menggunakan Taksi untuk menuju ke Penginapan.

Aku menginap di sebuah penginapan di jalan Ahmad Yani. Tidak jauh dari Pantai Losari yang terkenal itu.

Nama penginapannya Wisma Favorite yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, berdekatan dengan (bekas) Gedung Kesenian Makassar.

Tadinya aku memesan kamar dengan type kamar Backpacker seharga Rp. 115.000/room termasuk sarapan untuk 2 orang akan tetapiiii, karena ruang kamar tersebut berada di lantai 5 penginapan tersebut aku memilih untuk pindah ke kamar type standar. Mungkin type kamar standar ini lebih dekat dengan ruangan karyawan hotel tersebut. Jadi untuk aku yang sendirian menginap disana agak sedikit tenang (bilang aja takut). 

Menurutku sih fasilitas di penginapan ini cukup lengkap. Dengan membayar Rp. 150.000 / room sudah termasuk sarapan pagi, kamar ber AC dan ada fasilitas air panas cukup membuat aku puas. Tapi sayangnya kamarnya agak sedikit lembab membuat sedikit bau di beberapa sudut ruangan.

Setelah check in penginapan dan istirahat sebentar, aku memutuskan untuk makan siang dan mencari oleh-oleh yang terletak tidak jauh dari penginapan. tepatnya di Jalan Somba Opu. Disana menurut para travel blogger banyak toko kerajinan khas Makassar. 

Sambil berjalan sekitar 15 menit mengarah Jalan Somba Opu, aku menemukan Benteng sejarah yang terkenal di Makassar. Benteng Fort Rotterdam adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo.
a
Sekarang disana biasanya di jadikan untuk berkumpul para komunitas-komunitas yang ada di Makassar. Waktu aku disana, ada acara panggung anak Sekolah Dasar dan banyak komunitas yang berkumpul di pelataran Museum.

Pemandangan di Halaman Benteng

Benteng Fort Rotterdam

Setelah mengelilingi Bangunan tua Tersebut dan foto ala kadarnya, akupun melanjutkan perjalanan ke  Jalan Somba Opu. Tapi sebelum tiba di Jalan tersebut aku berencana untuk mencari tempat makan yang  khas disini.

Mampirlah aku di sebuah warung yang hampir mirip cafe. setelah beberapa menit menunggu pelayannya mengambilkan menu apa saja yang tersedia disana, aku pun berniat memesan menu makanan berat. Akan tetapi, semua menu yang aku mau di nyatakan kosong/habis oleh pelayannya. Akhirnya aku memutuskan untuk menunda makan siangku sampai menemukan warung/restoran yang menyediakan menu makanan berat. Akhirnya aku
memesan coca cola dan es batu untuk mendinginkan tenggorokan yang sudah haus dengan cuaca kota Makassar yang siang itu terik sekali.

Setelah membayar coca cola dan es batu sebesar Rp. 10.000/gelas itu, aku melanjutkan perjalananku menggunakan kendaraan kaki, dengan bantuan GPS lokal alias bertanya pada penduduk lokal disana, sampailah juga aku di Pusat Keradjinan khas Makassar. Aku masuk di sebuah Toko "Keradjinan" yang berada di sebelah sisi kanan jalan Somba Opu. 

Gerbang depan Jalan Somba Opu
  Cukup lama dan bingung mau belanja oleh-oleh apa, akhirnya aku memutuskan membeli kain semacam songket beserta selendang dengan motif yang sama untuk oleh-oleh. Kali ini giliran para Tante ku yang kebagian jatah oleh-oleh. Setelah ngeborong di Toko yang menurutku relatif lebih murah di bandingkan di Kota Lombok, aku menuju Pantai Losari. Pantai Losari adalah Landmark dari Kota Makassar itu sendiri. Di pinggiran pantainya ada tulisan-tulisan seperti City of Makassar, Bugis dan Tana Toraja. Disana juga ada Bangunan Mesjid Terapung, yaitu Mesjid Amirul Mukminim. Mesjid  yang berada di atas laut, di sisi pantai Losari.

Setelah melihat-lihat dan berfoto yang ala kadarnya lagi, saya pun kembali berjalan untuk mencicipi jajanan khas nya. Kali ini saya mencicipi pisang epe, pisang epe adalah makanan (cemilan) khas Makassar berupa pisang yang di bakar tapi di penyet lalu di baluri sejenis gula. Ada berbagai jenis rasa di warung pinggiran pantai Losari ini, seperti pisang epe rasa durian, keju, coklat, original dan lainnya. Karena aku lebih ingin rasa yang benar original, maka aku meminta 1 porsi pisang epe original. dan nyam..habis!

Pisang Epe rasa original

Setelah cape berkeliling, aku pun berjalan menuju penginapan. berniat berisitirahat sejenak. karena di tengah jalan aku kesasar sambil mengingat-ngingat dimana letak penginapanku, aku memutuskan naik becak..

Pak becak pak..
Dengan membayar 20 rupiah aku meminta tukang becak kembali ke Jalan Somba Opu untuk membeli oleh-oleh yang kurang hehehe bilang aja mau belanja lagi lalu baru melanjutkan ke penginapan.

Malam harinya aku di kunjungi oleh Dina dan Ella. Mereka adalah 2 teman Aryo. Temanku di Jakarta. Dina kebetulan junior Aryo di kampusnya (red. Dina sudah lulus sedangkan aryo? masih tanda tanya *Opps) dan Ella adalah salah satu Backpacker Indonesia Region Makassar yang ternyata adalah Kakak kandung dari Dina.

Mereka berdua menemaniku menikmati suasana malam hari di Makassar beserta kuliner nya. Aku mencoba Mie titi kering. Ada juga Mie titi basah. Dan tak lupa juga aku memakan Sop Konro. Sop yang terkenal itu di Makassar. Semuanya ENAKKKKK!!! Pake Banget :')

Mie Titie Goreng kering, Sop Konro, Mie titie basah

Setelah diajak makan sambil bercerita tentang gunung dan obrolan yang ngalor ngidul, akupun kembali ke penginapan untuk persiapan besok pagi ke kantor perwakilan Makassar dilanjutkan pulang ke Jakarta.

Terima kasih Ella dan Dina, semoga lain waktu kita bertemu lagi ya, mudah-mudahan bisa ke gunung bareng atau trip bareng kalian :) (Foto kita bertiga di depan Kaboresi hilang *hiks *padahal mau di pajang disini :( )

trus..

Karena aku type orang yang susah tidur di tempat yang kurang nyaman, kualitas tidurpun sedikit terganggu (bilang aja takut sendirian) pada malam itu.

Hariku di mulai dari chek out hotel dan melanjutkan perjalanan ke jalan Hertasning, Makassar dan di lanjutkan ke Jalan Somba Opu (lagi???!) Iya, lagi. 

Buat apa?

Sekalian jalan mau ke Airport sih sebenarnya tapi berhubung ada yang belum di beliin oleh-oleh, akhirnya aku mampir lagi disana.

Setelah itu, akupun di temani oleh Pak Ahmad yang mengantarku siang itu, aku kembali menuju airport untuk melakukan perjalanan pulang yang tiket nya terjadwal pada pukul 15.00 wita.

Setelah kepagian tiba di airpot, aku langsung check in di counter Batik Air. Ini pertama kalinya aku menggunakan maskapai yang bernaung di Lion Air Group.

Jujur saja, Aku terkesan dengan seragam Pramugarinya. Para Pramugari tersebut menggunakan atasan kebaya putih berlengan 7/8 di tangan dan di bawahnya menggunakan semacam rok batik panjang dengan belahan sepaha. sungguh anggun sekali menurutku.

Ini penampakan seragamnya *diambil dari google

Seperti biasa, masuk ke dalam pesawat di sambut oleh sapaan hangat para pramugari dan pilot. Aku di bantu untuk menaruh barang bawaanku di bagasi atas kepala tempat duduk. Pesawat hari itu cukup sepi, buktinya saja aku duduk sendiri di kursi yang seharusnya di isi oleh tiga orang. Di Penerbangan Batik Air ini para penumpang di sediakan makan siang. Menu nya siang itu ada 2 pilihan yaitu Nasi dengan Daging Sapi atau dengan daging ayam. Kemarin aku memilih daging ayam. cukup enak ditambah lagi dengan dessert nya berupa brownies dan beberapa jenis minuman yang bisa kita pilih.

Siang itu tidak ada delay. Cuacapun sangat bersahabat. Tiba di Ibukotapun on time. akupun senang. Tapi ternyata 2 Jam perjalanan dari Makassar ke Jakarta lebih cepat dari perjalanan dari Bandara Soetta ke Cibubur. Aku baru tahu kalau ada Shuttle Mini Bus ke Cibubur (Damri). Karena aku sudah memiliki tiket bus damri jurusan Kampung rambutan, akhirnya aku menggunakan Bus Damri Jurusan Kampung Rambutan itu dan di jemput sama Ayah di Kampung Rambutan.

Karena hari kepulanganku itu adalah hari senin dan baru mendapatkan bus damri sekitar pukul 17.45, maka aku kena macet di Jakarta. Baru tiba di rumah pada pukul 21.00 wib.
Sungguh luar biasa sekali macetnya Jakarta ini.

Begitulah sedikit cerita-cerita Semi Solo Travelingku di Makassar..

Terima kasih untuk Allah SWT yang selalu menjagaku dimanapun berada
Mama & Ayah yang selalu kasih kepercayaan buat anak perempuan yang satu ini
Aryo, Ella & Dina yang sudah nemenin kuliner disana (punya temen baru lagi :D)
Teman-teman di sekelilingku..Makasih yaaa :')
 
 *Perkiraan pengeluaran*
- Tiket Pesawat Jkt-Upg by Lion = Rp. 653.000 *kena mahal
- Tiket Pesawat Upg-Jkt by Batik = Rp. 753.000 *kena mahal
- Airport Tax = Rp. 40.000/way
- Taksi dari Airport - Hotel = Rp. 125.000
- Hotel di Wisma Favorite Jl. Ahmad Yani- No. Telpon 0411 3631678 Rp. 150.000 standar   
  room
- Mobil, supir, BBM dan parkir = Rp. 275.000 | Pak Ahmad No.telp 085242780503 
  *recommended
- Becak keliling plus ditungguin Rp. 20.000



Cheers ^_^


No comments: