Tuesday, 18 March 2014

Rinjani (Part 3 #Final) Turun Rinjani Via Torean, Mataram lanjut Rumah Jakarta :)

Baiklah, karena mood nulis sedang baik dan aku mau mengenang Rinjani yang indah, aku sedikit meneruskan perjalananku Ke Puncak Rinjani ini. Untuk melihat cerita sebelumnya bisa di cek disini yaaaa :)

Selamat membaca ^^

Minggu, 13 Oktober 2013

Memasuki hari Minggu dan persiapan summit Rinjani kami, Aku beserta yang lainnya melakukan persiapan. Dari mulai makan makanan ala kadarnya (energen & nutri jell hahaha) sampai membangunkan ilham yang agak lama sampai-sampai kami di tinggal rombongan Kak Bram. hahaha. Gak masalah sih, kami ber 5 kemudian berdoa sebelum melakukan summit attack.

Tubuh yang kedinginan dan hampir beku karena dinginnya Plawangan Sembalun membuat aku dan yang lainnya ingin segera cepat berjalan melangkahkan kaki. Langkah demi langkah para pendaki lain yang juga ingin melakukan summitpun ikut dalam antrian di jalur. Aku, ilham, Okti, Sue dan Kak Widy sangat kompak. Tidak ada 1 orangpun yang tertinggal dalam pendakian kami kali ini. 1 berhenti istirahat semua harus berhenti juga. Kami disini saling menjaga dan saling support satu sama lain. Aku dan mba okti bergantian di depan bersama sue dan kak widy. Sedangkan ilham berjalan di belakang kami ber empat alias mengawasi kami empat orang cewek yang nekat datang ke Rinjani. Hahaha.

Disela-sela perjalanan kami, aku 4 kali melihat bintang jatuh disana. Hmmm, bahagianya. dan saat melihat bintang jatuh akupun terhenti dan memejamkan mata untuk berdoa *FTV banget* ya, mungkin itu hanya mitos tapi ga ada salahnya untuk mencoba. hihihi.

Selain banyak bintang yang bertebaran di langit atas Lombok kala itu, Kak Widy mengenalkanku kepada "bintang cinta" yaitu bintang yang terangkai membentuk simbol cinta/love.

 Malam itu langit sangat cerah, cuaca dingin tapi masih lebih dingin Gunung Semeru belum terkalahkan untukku. kami berjalan beriringan menembus angin di atas gunung Rinjani.

Sekitar pukul 05.30 matahari yang cantik muncul dari balik gunung di arah timur gunung. Aku saat itu tidak sabar untuk sampai atas puncak Rinjani. Kakiku saat itu lebih cepat melangkah dari biasanya. Aku tidak sabar ingin segera melihat matahari yang terbit dari ufuk timur di balik gunung rinjani. aku membayangkannya sungguh indah sekali. Ternyata aku salah, perjalanan aku dan teman-temanku masih cukup panjang. aku kira kami bisa sampai di Puncak saat Sunrise, tapi tidak. Masih 2 jam perjalanan lagi kami baru sampai di puncak.
100 meter sebelum tiba di puncak Anjani, Mba Okti sudah menungguku di sebuah batu besar. Dia duduk sambil terus menyemangatiku dan yang lain, menungguku dan menenunggu yang lain untuk bersama-sama menggapai puncak. Beberapa menit kemudian aku pun tiba menghampiri Mba Okti, sedikit cerita Mba Okti hamper saja turun karena kedinginan karena terlalu lama terkena dingin, untunglah Mba Okti maish bertahan dengan sabar.

Sambil menunggu Kak Widy, Sue dan Ilham, Aku dan Mba Okti sesekali memakan cemilan dan minuman. Akh, Indah sekali disini, pikirku. Beberapa menit berselang, satu persatu mulai datang menghampiri aku dan Mba Okti. Dan kamipun rehat sebentar menunggu sambil menyemangati ilham yang masih berjuang di beberapa meter di bawah. “ILHAM, SEMANGAT!! AYO DIKIT LAGIII~” ucapku dan yang lainnya. Ilham Cuma senyum sambil teriak balik ke arahku “ NANGIS GAK?” teriaknya. Akupun menggelengkan kepala. Hahahaha -___-.

Beberapa meter ke depan,itu sudah puncak. Setelah istirahat, kamipun beranjak dari tempat duduk batu untuk kembali melangkahkan kaki lagi. Yak, sedikit lagi.

PUCUKKK...PUNCAKKK...3.726 Mdpl!!!

Aku, Sue, Mba Okti dan Kak Widy Berpelukan disaksikan beberapa pasang mata yang mungkin aneh melihat kami. Hehehe...Senang sekali rasanya Team kami bisa sampai puncak semua. Kami Bersyukur sekali.

Setelah itu, aku dan yang lainnya pun di manjakan oleh pemandangan yang luar biasa indah!! LUARRRR BIASA!!! Aku sangat bersuyukur, kala itu langit cerah sekali, awan pun seperti menari menyambut kedatangan kami. Tak hentinya aku melepas senyum bahagia.

Hello Segara Anak :)
Aku dan yang lainnya pun tak membuang waktu lagi untuk bernarsis ria. jeprat! jepret! seakan tak puas untuk melakukan berbagai macam pose saat di foto di atas puncak Anjani.

Cieeeeeeeeeeeee

Kami Ber Lima ^^
 
Nyari Gosong kan ya kelakuannya -_____-


Buat Ade Sepupuku, Dara..
 
Narsis lagi!


 Di atas puncak juga sedang ada pemotretan untuk pre wedding calon pengantin *niat bangetnya..hehehe tapi salut sama perjuangan sepasang kekasih itu plus photographer nya yang setia menemani sampai turun ke bawah lagi.

Sekitar 1 jam lebih kami di puncak. Cuaca panas terik. Seakan matahari hanya beberapa meter saja dari pijakan kaki ini. Tapi kami tetap semangat untuk turun ke Plawangan Sembalun dan meneruskan untuk ke Danau Segara Anak.

Langkah kaki yang betanahkan pasir dan kerikil pun kami lalui. Langkah demi langkah kami lewati sampai pada akhirnya aku dan Mba Okti bertemu dengan monyet nakal. 

Beberapa menit lagi mungkin kami sudah tiba di tenda, tetapi ternyata ada monyet yang mengawasi aku dan Mba Okti. Mba Okti sudah lari terlebih dulu dan berteriak "Mif, awas ada monyet!" dan ternyata benar, sudah ada monyet yang senyum padaku -__- lalu menghampiriku. Dia ingin merebut tas yang aku bawa. Tapi aku langsung lari mengarah ke Mba Okti. Mba lemes mbaaa...

Sebelum aku memutuskan untuk lari dari kejaran monyet tersebut, aku melihat kebelakang untuk menunggu ilham. Tapi ilham tak nampak juga di belakangku. Ternyata setelah tiba di tenda, ilham bercerita jika daypackku yang dia pakai summit tertinggal di jalur.. hahaha..ada-ada saja.

Tiba di Camp ~

Aku dan yang lainnya sudah tiba di camp, sementara itu ilham belum terlihat penampakannya. Ternyata oh ternyata daypack yang aku ceritakan tadi tertinggal di jalur.
Kamipun segera istirahat walau sejenak sebelum melanjutkan perjalanan turun ke danau segara anak. 

Rencananya pukul 15.00 wita, kami serombongan akan turun ke Danau. Perkiraan kami akan tiba di danau sekitar pukul 19.00 atau 20.00 wita. Akan tetapi, melalui jalur yang terjal kami melewati setapak demi setapak langkah kaki ini. Tidak lama dari waktu magrib, kamipun tiba di Pinggiran Danau. Disana sudah ada teman-teman yang lainnya. Ternyata aku, ilham, kak bram dan beberapa temen yang lainnya adalah rombongan terakhir yang tiba.

Kami dan rombongan segera membuka tenda untuk tidur. Cuaca malam itu cukup hangat dibanding malam sebelumnya di Rinjani. Aku, ilham, mba okti, sue dan kak widy seperti biasa tidur di satu tenda. Sambil bersendau gurau kamipun tertidur menikmati malam di Sagara Anak.


Senin, 14 Oktober 2013

Keesokan paginya..

Kami terbangun dan melihat keluar tenda matahari sudah beranjak naik. Aku tidak sabar melihat keindahan Danau yang aku pandangi dari atas Puncak Anjani di malam sebelumnya.

Aku langsung menyusul ilham dan yang lainnya yang sedang asyik memancing di pinggiran danau. Sambil ikut-ikutan memancing aku pun bernarsis ria. yak, foto-foto. Aku berasa ada di Negeri dongeng. Sepi..hanya ada alunan suara air dan beberapa kali teriakan seorang teman yang sedang fokus memancing. Aku duduk di temani khalayan dan pemandangan yang luar biasa indah sekali. Di sebrang sana ada Anak Gunung Rinjani dan tebing-tebing yang indah di sekelilingku.

Duduk di sudut Danau

:D


sue, mifta, mba okti 

Setelah puas melihat Danau Sagara anak, aku dan yang lainnya memutuskan untuk mandi di air panas. Kamipun berlima bergegas mempersiapkan pakaian ganti dan peralatan mandi.

Setelah berjalan kaki kurang lebih 15 menit, akhirnya kami memutuskan untuk mandi di sebuah kolam (seperti kubangan) yang airnya lebih hangat di badan. Akh, nikmat sekali pagi itu.. kami mencuci rambut dan badan kami yang sudah beberapa hari kami tidak lakukan. hahaha.

:'))


Setelah selesai bebersih badan, aku dan yang lainnya memasak makanan untuk kami. Menu nya kali imi adalah ikan bakar. Ikan yang tadi di pancing oleh beberapa kawan kami. Ikan segar hasil pancingan di Danau Segara Anak, Gunung Rinjani.

Setelah makan, kami mencoba untuk istirahat tidur siang dan menyiapkan mental untuk besok turun ke "peradaban". Katanya, kami harus menaiki tebing terjal kurang lebih sekitar 2 jam.  Kami sudah membayangkan bagaimana capeknya besok turun melalui jalur Senaru.

Malam pun tiba, setelah makan malam, kamipun beristirahat dan berencana untuk memulai tracking keesokan harinya pada pukul 05.00 wita. Rencana tinggal rencana, ternyata ada seorang bapak-bapak yang menawarkan untuk menemani rombongan kami turun lewat Jalur Torean. Jalur dimana memang ingin kami lewati sebelumnya tetapi tidak jadi karena teman kak widy yang akan mengantar kami melewati jalur tersebut mengalami kecelakaan. 

Akhirnya jam 08.30 kamipun  memulai jalan turun. Sempat salah arah walau tak seberapa, akhirnya kami memutar balik melalu jalan yang benar. Ternyata jalur Torean indah sekali, kami menemukan beberapa air terjun, Goa, sumber air panas dan Aliran sungai kali putih yang indah sekali di lihat dari atas kami berdiri. Jalur nya terlihat jelas. Beberapa kali kami berpapasan dengan warga sekitar. Ada rombongan warga sekitar 20-30 orang berjalan menuju danau sagara anak. Beberapa kali aku menanyakan apakah perjalanan kami masih jauh? dan jawabannya selalu membuatku patah hati.."Iya Mbak, masih jauh. Mungkin Mbak akan bertemu malam". Waduh..dalam hatiku..aku paling males jika bertemu malam hari di track. Apalagi jalur ini jarang sekali ada yang melewati kecuali warga sekitar. Karena Torean merupakan jalur warga untuk mengambil air. Iya, banyak sekali sumber mata air yang kami lewati.

Saat itu perutku sudah terasa lapar dan kaki sudah sakit tapi aku sengaja tidak ingin merasakan sakitnya melangkah. Karena jika aku rasakan sakit, akan lebih lama aku akan tiba di basecamp.

Pukul 14.00 wita, jalanku semakin cepat dan meninggalkan ilham, mba okti dan sue di belakang. Mungkin mereka sudah tahu alasan mengapa aku jalan lebih cepat dari mereka. Iya, aku tidak mau bertemu malam selagi aku di track.

Aku berjalan bersama kak widy, uchi, kak jay dan yang lainnya. mungkin jika kakiku bisa bicara saat itu, dia akan minta istirahat sejenak. Tapi, aku terus melangkah sampai tiba akhirnya tiba waktu magrib. Kamipun berhenti sejenak di sekitaran ladang. Aku tidak mau berharap banyak saat itu, aku takut harus melewati jalan yang masih jauh walaupun kami sudah menemukan ladang milik warga.

Sungai Kaliputih

Setelah beberapa menit kami beranjak dari istirahat kami di waktu magrib, aku dan yang lainnya melanjutkan perjalanan kami lagi. Ternyata tidak sampai 10 menit berjalan yang masih melewati ladang dan jalan sedikit agak besar, kami menemukan gubug warung dan rumah warga. Alhamdulillah Ya Allah, sampai juga di peradaban. hehehe.

Tanpa pikir panjang, aku langsung memesan teh hangat dan makanan yang hanya ada mie rebus. Tak apa, yang penting perut terisi.

Selang 1 Jam, ilham, mba okti dan sue juga tiba disitu. Kami berkumpul kembali. yeaayy!

Sehabis selesai istirahat dan makan, kami di perbolehkan untuk menginap di pelataran saung warga yang biasa di pakai untuk acara adat atau keagamaan. Di dekat sana juga ada Pura untuk sembahyang para umat Hindu. Pelataran saung nya cukup besar, muat buat kami serombongan dan tidak lupa saungnya juga ada fasilitas 6 buah kamar mandi, ya lumayan banget untuk kami yang singgah disana.

Setelah bersih-bersih di kamar mandi, aku, ilham, sue, kak widy, mba okti dan beberapa teman yang lainnya memutuskan untuk tidur. Sedangkan rekan yang lain seperti kak Andre dan beberapa teman yang lain memutuskan bermain kartu. hmmm..

Selasa, 15 Oktober 2013




Pagi hari udara terasa sejuk sekali. Matahari berangsur naik kepermukaan dan menghangatkan badan kami yang malam itu di selimuti sleeping bag.

Setelah badan merasa agak hangat aku pun bergegas mandi dan packing untuk melanjutkan perjalanan kami menuju Kota Mataram. Dari basecamp Pegadungan/Torean, kami menggunakan jasa ojek motor yang ditawarkan warga setempat. Kami diantar sampai jalan raya agar supir yang menjemput kami dan akan mengantar ke Mataram lebih mudah menemukan kami.

Cuaca sangat panas sekali. Jalur nya pun sangat tidak bagus dilalui untuk sepeda motor. wah, klo aku ga pegangan ke jok adek ojeknya bisa mental mungkin. hehe. Kebetulan aku di bonceng oleh anak muda belasan tahun. Di perjalanan dia bercerita tentang kondisi daerah sekitar yang masih sangat minim perhatian dari pemerintah daerah maupun pusat. Salah satunya listrik belum masuk ke Desa yang Mayoritas penduduknya yang masih asli Pulau Lombok itu. Ada juga "curhatan" si adik ini yang sudah tidak mempunyai keluarga utuh. Ayah dan ibunya berpisah dan dia tinggal bersama neneknya dan banyak cerita miris yang sebenarnya gak ingin aku dengar karena bikin hati teriris-iris. hehe..but, it's ok.. sekarang si adik ini sudah besar, dia sudah bisa mencari nafkah sendiri dan membantu kehidupan sang nenek :)

Perjalanan menggunakan motor ini rasanya lama sekali. Kurang lebih satu jam di jalanan yang tidak macet, jalannya tidak ada macet dan sangat berdebu ini. Aku berpikir pantaslah tarif yang di pasang sebesar Rp. 40.000 ini, jarak dan medannya luar biasa.

Tak lama kamipun tiba di jalan raya. Disana kami menunggu supir yang akan mengantar rombongan ke Mataram. Di Mataram sendiri aku, ilham dan mba okti menyempatkan waktu untuk bertemu Irfan sahabat kami di Ilalang yang sedang melaksanakan tugasnya di sini.

Elf yang menjemput kami, namanya juga Rinjani :)

Setelah di drop di sebuah toko cinderamata dan mengucapkan salam perpisahan kepada rombongan yang lain, kami pun melanjutkan perjalanan menggunakan taksi. Kami menuju salah satu Mall di Mataram. Ternyata irfan menjemput kami bersama istrinya. Dan kami di bawa ke sebuah restaurant yang menu andalannya adalah ayam taliwang.. Huaaa..makasih banyak irfan dan Ika..

Setelah kangen-kangen sama irfan, kamipun melanjutkan perjalanan ke airport. Alhamdulillah di anter sama irfan sampai airport hahaha... tapi kali ini kami ga di temani oleh istrinya karena istrinya ada praktek di jam kami pulang.

Luar biasa perjalanan kali ini menurutku. Sebuah perjuangan mental (lagi) yang aku dapatkan. Dimana aku harus belajar menahan lelah bercampur emosi yang turun naik tapi alhamdulillah masih bisa terkontrol olehku ^^

Sampai di Bandara rasa nya belum rela melepas Irfan pergi (*ini ilham), masih banyak rasa kerinduan yang melekat di hatinya (ilham) #halah :))

Narsis dulu sebelum pulang
 
Bye Irfan, Bye Lombok, Bye Rinjani...

Terima kasih Ya Allah buat semuanya.. Diberi Rezeki yang cukup, kesehatan yang baik, cuaca yang cerah, Puncak Anjani-Mu yang luar biasa indah dan kenangan yang takkan terlupakan dalam hidupku.

Terima kasih Keluargaku yang selalu menungguku pulang ke Rumah tanpa membuat hatiku resah di setiap perjalananku.

Terima kasih teman-teman atas doa kalian semua, Akhirnya 3.726 Mdpl aku gapai dalam langkahku :')




Friday, 14 March 2014

(Katanya sih) Solo Traveling di Makassar

Akhhh Makassar...asik-asik...

Kota yang uda aku pengen banget kunjungin. Di khayalan kepengen banget ke Toraja, Rammang-rammang Karst, Batimurung, pulau-pulau cantik di sebrang losari, dan sebagainya..

Apalagi jika aku membayangkan kuliner nya. Mie titi, sop konro, coto makassar, pisang ijo, es palu butung, palubassa daaaann masih banyak lagi.

Siang itu, aku membeli tiket penerbangan untuk ke Makassar karena ada suatu urusan yang harus di selesaikan di kota tersebut.

Karena jiwa yang ga bisa tertahan lagi untuk explore makassar, akhirnya akupun browsing tempat mana saja yang sekiranya aku akan kunjungi..

Rencana hanyalah rencana..
Manusia bisa berencana dengan perfect nya..tapi pada akhirnya Tuhan lah yang menentukan semuanya.
Minggu Pagi itu, lebih tepatnya tengah malam sekitar jam 1 dini hari aku terbangun untuk bersiap melakukan penerbangan pagi.

Menggunakan pesawat Lion Air menuju Ujung Pandang alias Makassar, akupun terbang pada pukul 06.30 wib. Setibanya di Bandara Sultan Hassandin, aku yang kelihatan bingung tapi pura-pura gak bingungpun akhirnya menggunakan Taksi untuk menuju ke Penginapan.

Aku menginap di sebuah penginapan di jalan Ahmad Yani. Tidak jauh dari Pantai Losari yang terkenal itu.

Nama penginapannya Wisma Favorite yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, berdekatan dengan (bekas) Gedung Kesenian Makassar.

Tadinya aku memesan kamar dengan type kamar Backpacker seharga Rp. 115.000/room termasuk sarapan untuk 2 orang akan tetapiiii, karena ruang kamar tersebut berada di lantai 5 penginapan tersebut aku memilih untuk pindah ke kamar type standar. Mungkin type kamar standar ini lebih dekat dengan ruangan karyawan hotel tersebut. Jadi untuk aku yang sendirian menginap disana agak sedikit tenang (bilang aja takut). 

Menurutku sih fasilitas di penginapan ini cukup lengkap. Dengan membayar Rp. 150.000 / room sudah termasuk sarapan pagi, kamar ber AC dan ada fasilitas air panas cukup membuat aku puas. Tapi sayangnya kamarnya agak sedikit lembab membuat sedikit bau di beberapa sudut ruangan.

Setelah check in penginapan dan istirahat sebentar, aku memutuskan untuk makan siang dan mencari oleh-oleh yang terletak tidak jauh dari penginapan. tepatnya di Jalan Somba Opu. Disana menurut para travel blogger banyak toko kerajinan khas Makassar. 

Sambil berjalan sekitar 15 menit mengarah Jalan Somba Opu, aku menemukan Benteng sejarah yang terkenal di Makassar. Benteng Fort Rotterdam adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo.
a
Sekarang disana biasanya di jadikan untuk berkumpul para komunitas-komunitas yang ada di Makassar. Waktu aku disana, ada acara panggung anak Sekolah Dasar dan banyak komunitas yang berkumpul di pelataran Museum.

Pemandangan di Halaman Benteng

Benteng Fort Rotterdam

Setelah mengelilingi Bangunan tua Tersebut dan foto ala kadarnya, akupun melanjutkan perjalanan ke  Jalan Somba Opu. Tapi sebelum tiba di Jalan tersebut aku berencana untuk mencari tempat makan yang  khas disini.

Mampirlah aku di sebuah warung yang hampir mirip cafe. setelah beberapa menit menunggu pelayannya mengambilkan menu apa saja yang tersedia disana, aku pun berniat memesan menu makanan berat. Akan tetapi, semua menu yang aku mau di nyatakan kosong/habis oleh pelayannya. Akhirnya aku memutuskan untuk menunda makan siangku sampai menemukan warung/restoran yang menyediakan menu makanan berat. Akhirnya aku
memesan coca cola dan es batu untuk mendinginkan tenggorokan yang sudah haus dengan cuaca kota Makassar yang siang itu terik sekali.

Setelah membayar coca cola dan es batu sebesar Rp. 10.000/gelas itu, aku melanjutkan perjalananku menggunakan kendaraan kaki, dengan bantuan GPS lokal alias bertanya pada penduduk lokal disana, sampailah juga aku di Pusat Keradjinan khas Makassar. Aku masuk di sebuah Toko "Keradjinan" yang berada di sebelah sisi kanan jalan Somba Opu. 

Gerbang depan Jalan Somba Opu
  Cukup lama dan bingung mau belanja oleh-oleh apa, akhirnya aku memutuskan membeli kain semacam songket beserta selendang dengan motif yang sama untuk oleh-oleh. Kali ini giliran para Tante ku yang kebagian jatah oleh-oleh. Setelah ngeborong di Toko yang menurutku relatif lebih murah di bandingkan di Kota Lombok, aku menuju Pantai Losari. Pantai Losari adalah Landmark dari Kota Makassar itu sendiri. Di pinggiran pantainya ada tulisan-tulisan seperti City of Makassar, Bugis dan Tana Toraja. Disana juga ada Bangunan Mesjid Terapung, yaitu Mesjid Amirul Mukminim. Mesjid  yang berada di atas laut, di sisi pantai Losari.

Setelah melihat-lihat dan berfoto yang ala kadarnya lagi, saya pun kembali berjalan untuk mencicipi jajanan khas nya. Kali ini saya mencicipi pisang epe, pisang epe adalah makanan (cemilan) khas Makassar berupa pisang yang di bakar tapi di penyet lalu di baluri sejenis gula. Ada berbagai jenis rasa di warung pinggiran pantai Losari ini, seperti pisang epe rasa durian, keju, coklat, original dan lainnya. Karena aku lebih ingin rasa yang benar original, maka aku meminta 1 porsi pisang epe original. dan nyam..habis!

Pisang Epe rasa original

Setelah cape berkeliling, aku pun berjalan menuju penginapan. berniat berisitirahat sejenak. karena di tengah jalan aku kesasar sambil mengingat-ngingat dimana letak penginapanku, aku memutuskan naik becak..

Pak becak pak..
Dengan membayar 20 rupiah aku meminta tukang becak kembali ke Jalan Somba Opu untuk membeli oleh-oleh yang kurang hehehe bilang aja mau belanja lagi lalu baru melanjutkan ke penginapan.

Malam harinya aku di kunjungi oleh Dina dan Ella. Mereka adalah 2 teman Aryo. Temanku di Jakarta. Dina kebetulan junior Aryo di kampusnya (red. Dina sudah lulus sedangkan aryo? masih tanda tanya *Opps) dan Ella adalah salah satu Backpacker Indonesia Region Makassar yang ternyata adalah Kakak kandung dari Dina.

Mereka berdua menemaniku menikmati suasana malam hari di Makassar beserta kuliner nya. Aku mencoba Mie titi kering. Ada juga Mie titi basah. Dan tak lupa juga aku memakan Sop Konro. Sop yang terkenal itu di Makassar. Semuanya ENAKKKKK!!! Pake Banget :')

Mie Titie Goreng kering, Sop Konro, Mie titie basah

Setelah diajak makan sambil bercerita tentang gunung dan obrolan yang ngalor ngidul, akupun kembali ke penginapan untuk persiapan besok pagi ke kantor perwakilan Makassar dilanjutkan pulang ke Jakarta.

Terima kasih Ella dan Dina, semoga lain waktu kita bertemu lagi ya, mudah-mudahan bisa ke gunung bareng atau trip bareng kalian :) (Foto kita bertiga di depan Kaboresi hilang *hiks *padahal mau di pajang disini :( )

trus..

Karena aku type orang yang susah tidur di tempat yang kurang nyaman, kualitas tidurpun sedikit terganggu (bilang aja takut sendirian) pada malam itu.

Hariku di mulai dari chek out hotel dan melanjutkan perjalanan ke jalan Hertasning, Makassar dan di lanjutkan ke Jalan Somba Opu (lagi???!) Iya, lagi. 

Buat apa?

Sekalian jalan mau ke Airport sih sebenarnya tapi berhubung ada yang belum di beliin oleh-oleh, akhirnya aku mampir lagi disana.

Setelah itu, akupun di temani oleh Pak Ahmad yang mengantarku siang itu, aku kembali menuju airport untuk melakukan perjalanan pulang yang tiket nya terjadwal pada pukul 15.00 wita.

Setelah kepagian tiba di airpot, aku langsung check in di counter Batik Air. Ini pertama kalinya aku menggunakan maskapai yang bernaung di Lion Air Group.

Jujur saja, Aku terkesan dengan seragam Pramugarinya. Para Pramugari tersebut menggunakan atasan kebaya putih berlengan 7/8 di tangan dan di bawahnya menggunakan semacam rok batik panjang dengan belahan sepaha. sungguh anggun sekali menurutku.

Ini penampakan seragamnya *diambil dari google

Seperti biasa, masuk ke dalam pesawat di sambut oleh sapaan hangat para pramugari dan pilot. Aku di bantu untuk menaruh barang bawaanku di bagasi atas kepala tempat duduk. Pesawat hari itu cukup sepi, buktinya saja aku duduk sendiri di kursi yang seharusnya di isi oleh tiga orang. Di Penerbangan Batik Air ini para penumpang di sediakan makan siang. Menu nya siang itu ada 2 pilihan yaitu Nasi dengan Daging Sapi atau dengan daging ayam. Kemarin aku memilih daging ayam. cukup enak ditambah lagi dengan dessert nya berupa brownies dan beberapa jenis minuman yang bisa kita pilih.

Siang itu tidak ada delay. Cuacapun sangat bersahabat. Tiba di Ibukotapun on time. akupun senang. Tapi ternyata 2 Jam perjalanan dari Makassar ke Jakarta lebih cepat dari perjalanan dari Bandara Soetta ke Cibubur. Aku baru tahu kalau ada Shuttle Mini Bus ke Cibubur (Damri). Karena aku sudah memiliki tiket bus damri jurusan Kampung rambutan, akhirnya aku menggunakan Bus Damri Jurusan Kampung Rambutan itu dan di jemput sama Ayah di Kampung Rambutan.

Karena hari kepulanganku itu adalah hari senin dan baru mendapatkan bus damri sekitar pukul 17.45, maka aku kena macet di Jakarta. Baru tiba di rumah pada pukul 21.00 wib.
Sungguh luar biasa sekali macetnya Jakarta ini.

Begitulah sedikit cerita-cerita Semi Solo Travelingku di Makassar..

Terima kasih untuk Allah SWT yang selalu menjagaku dimanapun berada
Mama & Ayah yang selalu kasih kepercayaan buat anak perempuan yang satu ini
Aryo, Ella & Dina yang sudah nemenin kuliner disana (punya temen baru lagi :D)
Teman-teman di sekelilingku..Makasih yaaa :')
 
 *Perkiraan pengeluaran*
- Tiket Pesawat Jkt-Upg by Lion = Rp. 653.000 *kena mahal
- Tiket Pesawat Upg-Jkt by Batik = Rp. 753.000 *kena mahal
- Airport Tax = Rp. 40.000/way
- Taksi dari Airport - Hotel = Rp. 125.000
- Hotel di Wisma Favorite Jl. Ahmad Yani- No. Telpon 0411 3631678 Rp. 150.000 standar   
  room
- Mobil, supir, BBM dan parkir = Rp. 275.000 | Pak Ahmad No.telp 085242780503 
  *recommended
- Becak keliling plus ditungguin Rp. 20.000



Cheers ^_^