Monday, 25 August 2014

Kecelakaan saat trip, sakitnya tuh disini…

***
Kecelakaan saat melakukan perjalanan menuju senang-senang itu rasanya memang mengenaskan. Bermula cerita, saat saya dan beberapa kawan ikut “memeriahkan” acara open trip yang nangkring di postingan backpackerindonesia.com yang akan mengunjungi sebuah kawasan wisata yang sudah booming dari jaman monopoli Indonesia masih nge-hits. DIENG PLATEAU namanya. Siapa yang tak tahu Dieng? sebuah kawasan pariwisata Indonesia yang sejuk nan dingin tersebut. Tapi disini saya tidak akan menceritakan tentang Dieng, tapi saya akan menceritakan sebuah pengalaman yang kurang enak saat kami melakukan perjalanan dengan sebuah mobil elf sewaan yang di sewa oleh penyelenggara trip ini.
Berangkat molor yang tadinya di rencanakan pada pukul 19.00 wib, kami sebagai peserta yang telah menunggu agar tidak telat-pun agak sedikit kurang paham apa yang sebenarnya terjadi hingga kami mengharuskan menunggu lebih lama lagi.
Sebuah mini bus dan Elf yang kami tumpangi berangkat dari parkiran Gedung Sarinah, Jakarta Pusat dengan tidak di iringi doa bersama. Tapi, tak lupa aku berdoa dalam hati dengan memohon agar kiranya kami semua tiba dengan selamat sampai tujuan.
sebutir obat anti mabok telah ku telan malam itu. Aku yang duduk di kursi paling belakang bersama 2 kawan lainnya pun tertidup cukup pulas hingga akhirnya kami terbangun paksa karena ada sebuah kejadian yang mengerikan dini hari itu.
Yak, mobil elf yang kami tumpangi mengalami musibah yang membuat kaca depan mobil tersebut hancur tak tersisa, di tambah lagi pintu bagian kanan area supir pengok dan menimbulkan luka-luka bagi penumpang yang duduk di samping pengemudinya.



Kami mengalami kecelakaan!
Mungkin perasaanku malam itu cukup mewakili kekhawatiran kami ber-6 saat laju kendaraan yang kami tumpangi mulai sedikit goyah di permukaan jalan. Tapi apalah artinya perasaan kurang enak dengan bacaan doa dalam hati kala itu.
5 menit berselang setelah ku “benarkan” posisi tidurku di elf berwarna biru itu, alunan rem yang menyerang tubuh kami dan membawa tersentak dengan suara pecahan kaca yang menghantam bagian depan elf kami dengan truck bermuatan barang yang melaju kencang menuju arah Jakarta.
Cilacap, 16 Agustus 2014 – 04.30 wib
Rasanya hantaman tempat duduk depanku masih terasa di jidat hingga saat ini. Yak, jidatku terpentok dengan kursi penumpang yang tepat di depanku malam itu. Aku tersentak kaget dan bingung. Ternyata ini bukan mimpi, BUKAN! Kami mengalami kecelakaan di perjalanan menuju Dieng.
Aku dan 5 kawanku yang lainnya berucap syukur karena kami tidak mengalami luka yang berarti. Tapi, alangkah sedihnya hati ini melihat supir elf sewaan kami yang harus tertahan di kantor polisi sekitaran setempat untuk memberi kesaksian atas kejadian yang kurang mengenakan pagi dini hari itu icon sad Kecelakaan saat trip, sakitnya tuh disini...
Lalu apa rencana selanjutnya?
Penyelenggara trip kami langsung mencari solusi dengan cara mencari elf sewaan yang lainnya untuk membawa kami ke tempat tujuan. Sekitar 06.45 elf pengganti pun datang dan segera membawa kami untuk melanjutkan perjalanan ke Dieng. Masih harus melakukan perjalanan lagi sekitar 6 jam lagi dari tempat kami mengalami kecelakaan itu.
20140816 045219 900x540 Kecelakaan saat trip, sakitnya tuh disini...
Tampak Depan Elf Kami
Over all liburan kami disana menyenangkan sebelum kami melakukan perjalanan pulang ke Jakarta dengan menggunakan elf kiriman pengganti dari pool terdekat di kota tersebut.



Bus dan Supir Pengganti di Perjalanan pulang kami..
Dalam hati mengira supir kali ini lebih berpengalaman dan berhati-hati juga bertanggung jawab. Namun kenyataannya supir tersebut membuat kami semua tidak bisa tidur, sekali lagi… GAK BISA TIDUR!!
Jalannya amburadul, nyetirnya ngasal…berasa jadi karung beras di banting-banting gak karuan malam itu. Padahal aku dan yang lainnya sudah menelan antimo berhasrat ingin tidur nyenyak sampai Jakarta, karena kebanyakan dari kami akan kerja keesokan harinya.
Apalah daya, di kasih tahu baik-baik gak berpengaruh juga sampai akhirnya teman sederet di elf, Nina.. turun langsung sewaktu kami istirahat di sebuah Pom pengisian bensin. KEMANA TOUR LEADER-NYA? TIDUR sepertinya.. dan saya pun sedikit paham setelah saya tiba di Jakarta dan menceritakan kepada beberapa teman atas kejadian yang menimpa saya dan teman-teman di perjalanan menuju Dieng tersebut. Apa komentar mereka? dengan selang waktu dan tempat yang berbeda mereka memberi komentar jika kami (mungkin termasuk saya yang hanya orang awam dan para petinggi di trip ini), jika supir kurang di perhatikan!!
NAH IYA!! saya baru sadar dan berpikir. Sebenarnya itu mungkin salah satu tugas Tour Leader nya untuk memperhatikan keadaan dan kondisi di lapangan. Masa sih ga ada alokasi dana untuk makan dan tip untuk supir???!! kalau memang itu benar, sungguh keterlaluan sih sebenarnya. Apalagi dalam trip ini kami disuruh patungan lagi untuk membayar mobil (tambahan) pengganti yang disewa oleh si penyelenggara dari tempat kecelakaan (Cilacap) ke Dieng (*Elf pengganti baru ada keesokan harinya sewaktu kami pulang ke Jakarta). Sebagai Backpacker Abal-abal aku merasa diCUDAHI.
Sebenarnya bukan masalah uang nya, tapi cara meg-arranged paket yang dijual oleh penyelenggara dan tidak memikirkan pelayanan yang di berikan kepada peserta di di trip ini. Mungkin harus belajar jadi Tour Planner lagi ya next time buat penyelenggara. Karena jujur saja, yang tadinya mau enak, trip sudah ada yang handle malah jadi begini. Mending ikut dari travel agent sekalian deh. Biayanya gak jauh beda, pelayanan dijamin OK.
Obrol punya obrol, teryata beberapa kawan peserta yang lainnya juga merasakan ketidaknyamanan di trip ini. Banyak waktu yang terbuang hanya untuk tunggu menunggu di tempat wisata maupun dengan Bus yang satunya lagi.
Pelajaran kali ini :
1. Perhatikan orang di sekitar kita, terutama supir dan assistant nya jika ada. Belikan Air Minum, Cemilan kalau perlu. Jika tidak mau repot, beri supir “mentah” nya saja.
2. Dalam beberapa jam sekali tanya kondisi perjalanan, apakah supir itu lelah dan butuh istirahat? jangan sampai kita sebagai peserta lupa kalau supir juga manusia yang butuh istirahat.
3. Jika bukan melakukan sharing cost kepada peserta luar, sekiranya punya anggaran dana lain-lain jika sewaktu-waktu di perlukan. Seperti pembelian P3K atau biaya darurat yang sekiranya tidak perlu dimintakan lagi ke peserta trip.
4. Jangan Egois! Jangan egoislah kalau mau berhenti dimana, mau makan apa, mau kemana dan ngapain, bisa lebih di “sebar” pertanyaannya ke peserta. Bukan ke Diri sendiri aja, mending kalau di bayarin, nah ini dengan biaya pribadi, BU BOS! icon smile Kecelakaan saat trip, sakitnya tuh disini...
5. Koordinasi. Nah, kalau kalian open trip dan bawa peserta yang lumayan banyak dan butuh beberapa kendaraan dan kendaraan tersebut terpisah-pisah, cobalah di koordinasikan armada yang satu dan yang lainnya. Jangan sampai gak kompak lewat jalur yang berbeda. Utara dan Selatan. Yang ada buang waktu untuk tunggu-tungguan deh!
Sekiranya itulah curahan hati saya dari trip kemarin, untuk keindahan alam – Indonesia- nya saya akan ceritakan di tulisan selanjutnya…
*Ciaobellaaaaaaaaaa…

Friday, 8 August 2014

Banyak Hal yang menarik di Kawasan Kota Tua ~ Jakarta

Bete? Weekend ga kemana-mana? cari kegiatan yang menyenangkan bisa loh di Kota Tua. Seperti kita ketahui Kota Tua adalah satu dari sekian banyak kawasan destinasi pariwisata di Jakarta, Ibukota Negara Indonesia.
Pada kesempatan ini, saya dan Adit akan reunian ke Kota Tua, rencana awal kami adalah mengunjungi Museum Bank Mandiri. Yak, seperti yang di ketahui, Museum Mandiri adalah Museum yang memperlihatkan aktifitas Perbankan tempo dulu. Akan tetapi sayang sekali karena Museum yang ingin kami tuju belum buka. Mungkin karena masih di suasana Idul Fitri.
Sore yang Cerah itu, kami memutuskan untuk mencicipi makanan yang sudah jarang sekali kami temui. Setelah mengelilingi Area Kota Tua yang sekarang setiap weekend dipenuhi oleh para pedagang yang menjajakan dagangannya, aku dan Adit duduk pada suatu tempat yang dagangannya meminta kami segera untuk membelinya. Yak, Tahu jegrot dagangan si abang-abang yang nangkring di tengah lapang dekat dengan pedagang-pedangan yang lainnya.
Bang tahu gejrotnya 2 ya bang! yang pedas dan gak pake (luka) lamaaa~
Tak lama si Abang Tahu gejrot pun mengantarkan 2 piring tahu gejrot yang minta dimakan banget oleh kami berdua. Wuih pedesnya..
14 900x540 Banyak Hal yang menarik di Kawasan Kota Tua ~ Jakarta
Tahu Gejrot #KotaTua
Belum juga habis tahu gejrot yang kami makan, aku dan Adit sudah memesan menu cemilan yang lainnya untuk kami makan di sore yang cerah itu. Pilihan kami selanjutnya adalah Kerak Telor dan Ice Cream Durian! Yeay.. Sambil kangen-kangenan sama brondong yang saya anggap uda kaya adik sendiri ini, cemilan yang kami pesan tak terasa sudah hampir habis. Nambah gak ya..??? ~
New Image Banyak Hal yang menarik di Kawasan Kota Tua ~ Jakarta
Ice Durian dan Kerak Telur #KotaTua
setelah hampir 1 jam lebih ngobrol ngalur ngidul, dari curhat masalah kerjaan, percintaan bahkan politik, obrolan yang paling seru dan pasti nyambung bareng adit adalah tentang perjalanan ke Gunung Rinjani. Obrolan yang dulunya gak nyambung karena Adit belum pernah kesana dan dia baru saja membuktikan ucapan saya benar adanya bahwa Rinjani itu memang INDAH SEKALI.. ( Catatan Perjalanan tentang Rinjani saya bisa klik disini ).
Di Kawasan Kota Tua sendiri, selain bisa menikmati sore hari di sekitar Museum Sejarah Jakarta, disana juga masih banyak bangunan-bangunan tua yang penuh dengan sejarah. Ada Stasiun Jakarta – Kota yang bentuk bangunannya masih di pertahankan sampai sekarang walaupun sudah beberapa kali ada pemugaran, ada juga Toko Merah yaitu Toko yang dulunya merupakan tempat tinggal Gubernur Jendral VOC (Lupa namanya) yang juga merupakan Pendiri Istana Bogor. Tak jauh dari sana juga terdapat Jembatan Kota Intan, yaitu Jembatan yang diangkat ke atas jika ada kapal yang melewati kali besar melintas disana. Tapi saat ini jembatan kota intan sudah tidak bisa di lalui karena sudah termasuk kawasan perlindungan wisata sejarah Jakarta. Dan yang masih di ingat oleh saya tentang pelajaran kepariwisataan di tambah guiding waktu di SMIP dulu adalah Pelabuhan Sunda Kelapa yang umur nya jauh lebih tua dari Ibukota Jakarta itu sendiri. Pelabuhan tua yang dulunya menjadi persinggahan kapal dagang dari berbagai negara yang melewati perlintasan Indonesia.
16 Banyak Hal yang menarik di Kawasan Kota Tua ~ Jakarta
#KotaTua
Udah itu aja yang aku ingat. Sisanya mau aku ingat-ingat lagi jika ada waktu berkunjung kesana lagi. Hehehe.
Wisata sore itu kurang lengkap tanpa selfie dan foto-foto di sekitaran bangunan tua disana.
33 675x900 Banyak Hal yang menarik di Kawasan Kota Tua ~ Jakarta
Wisata Kota Tua Bareng Adit
22 Banyak Hal yang menarik di Kawasan Kota Tua ~ Jakarta
#SelaluNarsis

Selamat menikmati sore di Kota Tua, selamat meninggalkan senja icon smile Banyak Hal yang menarik di Kawasan Kota Tua ~ Jakarta

Friday, 1 August 2014

Keceriaan di Pulau Tidung

Libur Lebaran tlah tiba…HORE!! HORE!! HOREEEE!!
Setelah setahun lalu aku menghabiskan waktu libur lebaran bersama sahabat tercinta di Pulau Pari, kali ini masih di suasana libur lebaran 1435H akupun mengajak Kedua orang tua dan adik-adikku untuk menghabiskan libur Lebaran di Pulau Tidung.
Pulau Tidung adalah salah satu tujuan pariwisata yang ada di Kepulauan Seribu. Sedangkan Kepulauan Seribu sendiri masih masuk dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang tidak jauh dari tempat tinggal kami di timur Jakarta. Bukan pertama kalinya aku menginjakan kaki di pulau ini. Sebelumnya aku sudah pernah ke pulau ini bersama sahabatku Yola pada tahun 2012 lalu.
Dimulai dari perjalanan kami dari rumah pada pukul 05.00 pagi, kami sekeluarga berangkat menuju Pelabuhan Muara Angke kemudian dilanjutkan menyebrang menggunakan kapal yang aku lupa namanya tapi jelas tujuannya yaitu ke Pulau Tidung. Berwisata ke Pulau ini sudah saya rencanakan bersama adik saya sebelumnya. Dengan sedikit diskusi, akhirnya kami putuskan pergi ke Pulau Tidung. Mengapa Pilihannya jatuh ke Pulau ini? Bukan pulau yang saya sendiri belum pernah pergi kesana, misalnya Pulau Harapan atau Pulau Macan? Salah satu alasan saya adalah karena di Pulau tidung ini ada water sport yang bisa dimainkan oleh adik saya yang masih kecil. Disini juga ada pantai yang dangkal dan kami bisa berkeliling pulau menggunakan sepeda. Suasana pulau juga bersahabat bagi keluarga yang hendak liburan di Pulau ini.
Kurang lebih 3 jam perjalanan kami ke Pulau ini diatas kapal. Ditemani pemandangan laut dengan hamparan pulau-pulau yang ada di sekelilingnya, kami menikmati pemandangan yang jarang ditemukan di pusat kota Jakarta. Sesampai nya di sana, aku langsung menghubungi Ibu Lia yang penginapannya kami sewa untuk bermalam di Pulau ini. Tak lama munculah seorang pria paruh baya yang menyapaku dan mengantar kami menuju penginapan. Orangnya cukup ramah dan sabar. Ia sesekali bertanya padaku tentang perjalanan kami dari Muara Angke hingga sampai disini. Kurang dari 2 menit berjalan kaki, akhirnya kamipun tiba di Penginapan Ibu Lia, kamipun dipersilahkan istirahat. Tapi aku agak sedikit kecewa disini, karena kamar yang aku pesan jauh-jauh hari yang di pinggir pantai di pindah ke kamar yang bukan di pinggir pantai. Tapi tak apalah, aku tak mau merusak mood yang sudah tercipta dengan baik dengan harus protes apalagi harus marah-marah ke Ibu Lia.
20140730 095000 Keceriaan di Pulau Tidung
Siang itu cuaca sangat cerah, udara diluar ruangan panas terik. Akupun bersyukur karena udara yang bagus untuk menikmati liburan di pantai. Siang itu, setelah kami menyantap makan siang yang kami pesan juga di Ibu Lia, aku dan yang lainnya memutuskan untuk tidur siang. Kami keluar penginapan sekitar pukul 14.30 wib untuk berjalan ke Pulau Tidung kecil yang melewati Jembatan Cinta yang adikku tanyakan terus menerus kepadaku. Yaaa, namanya juga anak kecil sekalinya di janjiin bakal di tagih terus sampai di kabulkan permintaannya.
Sebelumnya aku juga mencari tempat penyewaan sepeda, tetapi karena sebelumnya aku lupa untuk booking ke Ibu Lia, akhirnya kamipun tak kebagian sepeda. Ya kami maklum dengan suasana liburan seperti ini pasti semua ingin mendapatkan fasilitas yang maksimal.
Jalan –jalan siang menuju sore ke arah keramaian di Jembatan Cinta. Kurang lebih 1 jam kurang berjalan kaki dihiasi bunyi-bunyi klakson yang sedikit mengganggu oleh bentor maupun sepeda motor yang lewat disamping kami berjalan.
Sepanjang perjalanan menuju jembatan cinta yang terkenal itu, aku menemukan banyak perubahan yang berarti di pinggiran Pulau Tidung. Aku seperti berada di Gili Trawangan, Lombok. Mengapa? Karena sekarang di Pulau Tidung sudah banyak restaurant maupun rumah makan yang khusus dibuat di pinggir pantai menuju Jembatan Cinta, walaupun tak sefenomenal Gili Trawangan yang cafenya banyak di huni oleh wisatawan mancanegara. Disana juga sudah banyak penginapan-penginapan baru, ada juga Wahana Permainan simulasi perang-perangan yang bisa di mainkan pengunjung dengan membayar sebesar Ro.35.000,-/orang.
20140730 145748 e1406907803257 540x900 Keceriaan di Pulau Tidung
Hai, namaku Kafka. Aku gak capek loh diajak kakak jalan kaki sejam lebih ke Pulau Tidung kecil :D
Jembatan Cinta yang sekarang juga sudah di pugar. Sudah tidak ada lagi jembatan cinta yang terbuat dari kayu yang rapuh yang bisa di terjang air laut disana. Fungsi dari jembatan cinta yaitu menghubungkan antara Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung kecil, di Pulau Tidung kecil ada pantai yang ombaknya kecil yang bisa di gunakan juga untuk bersantai bersama keluarga. Ada sebuah warung juga yang menjual es kelapa muda dan bermacam makanan minuman ringan lainnya.
20140730 151728 Keceriaan di Pulau Tidung
Hallo, Namaku Oin :))
Kembali ke Jembatan Cinta, aku tak lupa untuk meloncat dari jembatan yang tingginya kurang lebih 3 meter itu. Moment langka tersebut sempat di abadikan oleh adikku, Oin. Bisa dilihat di link berikut ini videonya. Entah apa rasanya loncat dari ketinggian 3 meteran tersebut. Mungkin rasa takut yang aku rasakan di bunuh oleh rasa bahagia yang tengah aku rasakan bersama seluruh anggota keluargaku disana icon smile Keceriaan di Pulau Tidung
20140730 151822 900x540 Keceriaan di Pulau Tidung
Hallo, Aku Nabila. Aku seneng banget diajak jalan-jalan sama kakak kesini :)