Friday, 16 May 2014

Jogyakarta ( Jejamuran Resto - Museum Ullen Sentalu )




HEIIII JOGYAAAAA!!


****

Ok, jadi ceritanya aku sama Ninknonk selaku teman kantorku yang rumahnya di Sleman berencana mau berkeliling Jogya sebelum kami menghadiri acara pernikahan Kunto teman kami di daerah Gunung Kidul sana.

Aku dan Ninknonk berangkat dari Jakarta ke Jogya menggunakan Kereta Jaka Tingkir. Iya, kereta tambahan ke Kediri yang melewati Jogyakarta itu...

Setelah "drama" dengan supir taksi yang menyebalkan itu, ditambah kami salah gerbong kereta dan kepanasan di rangkaian kereta akhirnya kami sampai di Stasiun Lempuyangan-Jogya.

Menurut informasi dari Nonk, teman kami Oksi mau jemput kami di stasiun. "Kok Oksi?" | "Iya, dia ternyata tidak jadi datang di hari minggu, dia datang hari jumat malam menggunakan pesawat *curang dan akan mengantar kami mengelilingi Jogya.

Pukul setengah tiga kami tiba di stasiun. Oksi nya mana? belum datang dan ga ada kabar -__-. Dan setelah kami menunggu sekitar 30 menit dia belum menampakan juga batang hidungnya. Akhirnya kamipun memutuskan naik taksi ke Sleman.

Kurang lebih 30 menit di perjalanan, tibalah kami di Rumah Nonk di Sleman, salah satu kabupaten D.I Yogyakarta. Ibu nya Nonk menyambut kami dengan ramah, akupun di persilahkan masuk ke kamar untuk beristirahat.

Selamat pagi Sleman dan sekitarnya! :))

Pagi itu terasa sepi sekali, aku dan Ninknonk sudah bersiap untuk memulai petualangan kami #halah.

Disana sudah ada Danang. Danang adalah pacarnya Nonk yang mampir ke Jogya untuk menemani kami jalan-jalan..cieee *berharap ada patjar aku juga :')

Pagi itu Oksi akan menjemput kami di Rumah Nonk. Bersama dengan adik sepupu nya yang tinggal di Jogya, kami berlima mampir makan siang di sebuah Resto yang katanya sih cukup terkenal di daerah Sleman ini. Namanya Resto Jejamuran. Berbagai macam jenis jamur yang bisa di olah jadi makanan di masak sesuai selera masakan masa kini. Sebut saja, Soup Jamur, Jamur crispy saus asam manis, Tongseng jamur, sate jamur dan masih banyak jenis jejamuran yang di masak dengan bentuk menu tradisional maupun internasional. Konon katanya setiap long weekend atau musim liburan tempat ini sangat ramai pengunjung. Banyak Bus Pariwisata yang parkir di sekitaran sana. Bahkan menurut pengalaman Nonk dulu di sediakan shuttle car dari parkiran yang jaraknya agak jauh dari Restonya. Untuk harganya sendiri relatif sih, kebetulan Oksi yang bayarin semua. Jadi alhamdulillah yah :P

Oksi, Azi, Nonk, Mifta

Soup Jamur & sate jamur

Danang, Azi, Nonk, Mifta

Jamu jamur

Jenis jamur yang di pamerkan

#NarsisSelalu

#NarsisSelalu
Setelah kenyang dan menyempatkan foto-foto disana, kami melanjutkan perjalanan.

Kemana? Yak, Museum Ullen Sentalu. 

Ullen Sentalu adalah salah satu Museum yang di kelola oleh swasta yang terletak di Kaliurang, Yogyakarta. Pas sampai disana aku teriak.. " AKHIRNYAAAAA...GUE KESINI JUGA!!!"

Pintu masuk Museum
Iya, sekian lama menanti waktu yang tepat untuk main-main ke Museum ini akhirnya sampai juga disini. Dari jaman kuliah ingin sekali berkunjung tapi belum ada waktu yang pas. adaaaa aja halangannya. hufft.

Tapi Alhamdulillah yah sampai juga disana walau tanpa si patjar yang beberapa waktu yang lalu juga mau kesana tetapi juga berhalangan :')

Iya, jadi setahun lalu kami mau ke Ullen sentalu bersama Nina dan Sulis, teman kami. Akan tetapi, karena kondisi hujan dan beberapa hal yang menghalangi kami kesana, akhirnya kami gak jadi!!! hahahaha *sedih

Sampai disana aku pun bingung. "Mana Museum nya?" Secara disana ada beberapa yang di renovasi serta pepohonannya yang rimbun tinggi besar membuat bangunan museum tersebut kurang kelihatan dari parkiran mobil kami.

setelah membeli tiket sebesar Rp. 30.000,-/orang, kami masuk ke arah ruang museum. Disana ada seorang penjaga wanita yang meminta karcis kami. Kamipun di tanya asal dan jumlah orangnya. Lalu, setelah di minta menunggu selama kurang lebih 10 menit, kami di persilahkan masuk ke ruangan museum. Kami di pandu oleh seorang Local Guide wanita.

Pertama-tama dia menjelaskan bahwa kami di minta agar tidak memegang koleksi barang di museum dan juga kami dilarang keras mengambil gambar di dalam area museum. Setelah meng-iya-kan permintaan sang guide, dan meng-'kondisikan'- Telepon genggamku, sang pemandu pun memperkenalkan diri dan menjelaskan asal muasal berdirinya Museum ini. 

Nama Ullen Sentalu sendiripun merupakan sebuah singkatan dari bahasa jawa yaitu Ulating Blencong Sejatine Tatarane Lumaku yang artinya yang artinya adalah “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Filsafah ini diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita. Museum ini didirikan oleh salah seorang bangsawan Yogyakarta yang dikenal sangat dekat dengan keluarga keraton Surakarta dan Yogyakarta. (*sumber : wikipedia )

Museum Ullen Sentalu ini kepunyaan dari Keluarga Haryono. Sebuah Keluarga Jawa yang sangat kental dengan tradisi yang sangat santun. Keluarga tersebut mempunyai visi mempersembahkan karya seni dan budaya yang layak dipelihara dan dihargai bagi generasi mendatang karena generasi sekarang agaknya kurang suka untuk mempelajari budayanya sendiri. Sebut saja alay.

Lanjut melangkah lagi dari ruangan satu ke ruangan yang lainnya. Kamipun sangat kagum dengan benda-benda koleksi Museum ini. Cerita yang di ilustrasikan di Lukisan-lukisan yang di pajang di Museum ini mempunyai daya tarik tersendiri. Pemandu juga menjelaskan latar belakang pecahnya Kesultanan Yogyakarta yang terbagi menjadi dua yaitu Kraton Kasunan Surakarta dan Yogyakarta. 

Tak hanya itu pula, disana juga ada koleksi gamelan dan arca. Kebetulan menurut guidenya, Museum Ullen Sentalu sendiri bekerjasama dengan badan yang mengelola situs kepurbakalaan.

Disana juga ada ruangan seorang putri yang amat cantik sekali. Beliau adalah seorang putri dari anak Sultan Hamengkubuwono VII. Gusti Nurul putri yang hobby berpacuan kuda, berenang dan bermain tennis. Sebuah hobby yang sangat jarang di lakukan oleh seorang puteri bukan? Gusti Nurul Banyak sekali yang suka. Bahkan Presiden RI pertama sempat ingin meminangnya. Tetapi, karena beliau mempunyai prinsip tidak mau di madu maka Pinangan Sang Presiden pun di tolaknya. (untuk lebih lengkap tentang Gusti Nurul bisa di baca disini ).

Ruangan Gusti Nurul ini istimewa sekali. Kenapa? Karena beliau sendiri yang meresmikan ruangan tersebut. Beliau masih menjalani hari-harinya di sebuah kota yang terletak di Jawa Barat. Yak, di Bandung. Menurut infonya, Gusti Nurul tinggal di Ibukota Jawa Barat itu dengan Suami dan anaknya. 

Di Ruangan Gusti Nurul ini ada foto dari beliau masih sangat kecil sampai foto terakhir beliau meresmikan Ruangan Istimewa nya di Museum Ullen Sentalu ini pada usianya yang ke 81 tahun pada tahun 2002. Berarti sekarang usia Gusti Nurul berapa tahun ya? *mikir

Setelah kami tour disana selama kurang lebih 50 menit di dampingi oleh Local Guide, kami di masukkan ke dalam ruangan kosong dan di sajikan sebuah minuman khas. Menurutku sih ini seperti jamu jahe yang biasa aku suka minum di Jakarta. Hihihi.

Terakhir kami di bawa ke sebuah tempat terbuka. Ada anak-anak yang sedang latihan nari disana. Ada juga sebuah replika dinding candi Borobudur yang sengaja di buat miring. Mengapa? Menurut sang pemandu, di buat miring karena keprihatinan sang empunya Museum terhadap generasi muda yang agak sedikit melupakan sejarah bangsanya sendiri.

Replika dinding di Candi Borobudur
 
Ullen Sentalu Museum


Twinings Resto - Museum Ullen Sentalu
Selain Resto khas ala Ullen Sentalu yang tidak sempat kami hampiri, disana juga terdapat Butik yang menjual cinderamata khas Ullen Sentalu. Untuk harganya relatif standard sih menurutku untuk ukuran objek wisata.


Foto dulu sebelum cabut
Bye Ullen Sentalu!
Kamipun jalan menuju pintu keluar agak kearah belakang museum. Disana banyak yang jual Buah salak yang di jual oleh para ibu-ibu sekitar sana.

Sampai jumpa Ullen sentalu! semoga kita berjodoh lagi :*

Untuk cerita selanjutnya di Jogya tunggu aja ya..itu juga kalau mau baca hahahaa ^_^

Tuesday, 6 May 2014

Bermain di Negeri Laskar Pelangi - Belitung



Weekend kali ini di habiskan di Pulau yang amat cantik. Pulau Belitung. Negeri Laskar Pelangi. Dimulai dari ngobrol-ngobrol di kantor sama Teddy dan Adit yang lagi visit ke kantor, yang biasanya mereka nangkring di site. Teddy di Bangka dan Adit di Belitung.

Saat itu Mbak Dian selaku emak di kantor langsung punya ide untuk kita merencanakan liburan ke Pulau nan cantik ini. Tadinya aku gak mau ikut karena ku pikir, nanti ajalah pas bulan madu bareng suami #eaaa. Tapi berhubung racun nya banyak banget dan selagi ada yang nemenin juga disana serta fasilitas Mess dan mobil kantor yang bisa di gunakan buat keliling, ya aku meng-iyakan ajakan mereka hahahaha (saya lemah dalam hal ini).

Sore nya aku pun langsung hunting tiket ke Tanjung Pandan, setelah berdiskusi kapan berangkatnya, akhirnya di putuskan untuk berangkat bulan April karena bulan Maretnya kami sudah berencanakan ke Surabaya - Malang ( ceritanya ada disini ).

1 Minggu sebelum keberangkatan kami kesana, Adit mengirimkan pesat ke Mbak Dian..

"Mbak, kalian jadi gak kesini? Jadi berapa orang?"
"Jadi dit, jadi! Kami datang ber-empat"
"Ok Mba, aku mau sewakan kapal dan alat snorklingnya.."
"Ok Dit, Makasi ya!"

Siang itu kami senang sekali, padahal adit cuma mengirim pesan via BBM dan isinya sesingkat itu :))

****

Tanggal 18 April 2014

Jam 3 Pagi kami harus sudah bangun dan berangkat ke airport untuk berangkat ke Tanjung Pandan, pada malam sebelumnya aku tidur di kost-kostannya Ninknonk karena kami akan berangkat bersama dari Duren tiga. Kebetulan Mbak Dian, Nink Nonk dan Reza Kostannya berdekatan. Berangkatlah kami menggunakan armada Taksi ke Bandara Soetta. Jam 04.30 wib kami sudah tiba disana dan kami menunggu 1,5 jam sebelum akhirnya pesawat kami di terbangkan oleh Pak Pilot :))

Adzan subuh sepertinya sudah lewat dan kami bergantian ke Mushola Bandara untuk menunaikan ibadah. Aku, Mba Dian dan Nonk Sholat terlebih dahulu dan Reza menunggu barang-barang kami di Ruang Tunggu. Akupun selesai Sholat langsung menghampiri Reza dan menyuruh Reza agar segera sholat karena pukul 05.30 kita sudah harus boarding.

Satu jam perjalanan pun menuju Bandara H.A.S. Hanandjoeddin telah kami lalui. Tak lupa kami mengabadikan moment tiba di airport :))


Mbak Dian, Ninknonk, Aku dan Reza
Petualangan kami di Beltung akan segera di mulai. Hihihi.
Setelah kami landing dan keluar airport, ternyata Adit dan Teddy sudah menunggu kami di pintu kedatangan. tanpa sadar aku melewati Adit yang langsung memberikan kode keberadaannya. Hahahaha. #MiftaYangKebanyakanNgelamun :P

Setelah ketemu Adit dan Teddy kami langsung  menuju Mess Tim Pembangkit 10.000 MW menggunakan kendaraan dari kantor juga x)). Setelah tiba di Mess, banyak pilihan kamar yang sudah siap kami singkirkan penghuni nya sementara waktu..hahaha..akhirnya kamar nya Adit kami pakai tidur bertiga. Aku, Mbak Dian dan Ninknonk. Sedangkan Reza, Adit dan Teddy tidur di ruang depan. Keberadaannya Rumah yang di Pakai untuk Mess Tim  pembangkit cukup enak. Keberadaan yang strategis di tengah kota dan dekat pesisir pantai Tanjung Pendam membuat kami betah berada disana.

Setelah istirahat di Mess sekitar 1 jam untuk persiapan kami Snorkling di laut, kami pun berangkat. Tapi sebelumnya kami diajak makan terlebih dahulu di Sebuah rumah makan khas lidah orang Jawa. Ada Nasi Rames, Pecel dan makanan yang lainnya yang biasa kami makan di Pulau Jawa. Hahaha. Alhamdulillah.

Setelah makan dan membeli cemilan beserta air minum untuk perbekalan kami di tengah laut, meluncurlah kami ke sebuah tempat penyebrangan. Di pantai tersebut yang aku lupa nama pantainya saja aku sudah terpukau dengan keindahan air laut dan pasir putihnya. Tak lupa kami berfoto ria sebelum kulit terjemur oleh terik nya sinar matahari siang itu.


Sebelum nyebrang
Kebayang dong yah bagusnya pantai di Belitung gimana? hehe

Setelah semua persiapan beres, barang-barang yang mau di bawa ke tengah laut sudah di angkut oleh Nahkoda kapal kayu yang akan membawa kami snorkling di tengah lautan yang cantik. Ditambah lagi kami akan di bawa ke beberapa pulau yang memang biasa di kunjungi oleh para wisatawan yang kesana.

Yuk pak kita jalan..

Kapal pun melaju dengan di iringi tawa riang dari kami ber lima. Aku, Mbak Dian, NinkNonk dan Reza yang bertamu di Sebuah Provinsi yang sekarang terpisah oleh Sumatera Selatan ini.

Langit hari itu sangat bersahabat. Aku suka sekali langit terang menderang, panas terik seperti ini. kenapa? salah satu alasannya adalah hasil Foto nya akan bagus. Hahaha. 

Persinggahan kami yang pertama adalah Pulau Pasir. Dimana disana terdapat daratan berupa pasir yang tidak terlalu luas. Mungkin kira-kira hanya sekitar 100 meter persegi kira-kira. Disana kami tidak terlalu lama, hanya foto-foto dan sesekali bercanda dengan yang lainnya saja. Sebenarnya aku sudah tidak sabar untuk membasahi badanku di air laut tapi masih tertahankan karena kami akan segera pindah ke pulau selanjutnya.

Kami di atas Pulau Pasir

Air laut nya bening sekali yah? :3
Perjalanan kami pun berlanjut dari Pulau Pasir menuju Pulau Borung atau Pulau Burung, Pulau Burung adalah salah satu tempat wisata terindah di Belitung. Di pulau ini terdapat bebatuan granit yang besar berbentuk seperti burung yang sedang mengerami telurnya. Di antara bebatuan granit yang menyerupai burung tersebut, di dalamnya terdapat telaga yang sangat indah yang bisa di jumpai pada saat air surut, bebatuan tersebut bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki jika air sedang surut. Pulau ini merupakan tempat wisata yang layak untuk dijadikan tempat berlama-lama menikmati tenangnya suasana pantai. Indah sekali dan cocok buat bergalau ria. lagi-lagi galau.

Pulau Burung dari sisi pantai
Narsis time

Okay, setelah cukup tau dengan namanya Pulau Burung di Belitung, perjalanan hoping island selanjutnya adalah ke Pulau Lengkuas. Pulau Lengkuas adalah salah satu pulau yang paling banyak di kunjungi oleh para wisatawan di Belitung. Hampir sama dengan type pantai dan pulau di Belitung lainnya, Pulau Lengkuas juga di sebagian sisi nya di kelilingi oleh bebatuan granit yang indah. 

Tak lupa di sana juga terdapat bangunan yang telah di bangun sejak tahun 1882 dan bangunan tersebut sekarang menjadi salah satu objek wisata yang paling di minati oleh pengunjung. Para pengunjung biasanya naik ke atas Mercusuar untuk melihat keindahan milik karya Tuhan yang Maha Esa tersebut. Dengan membayar uang sejumlah Rp.5.000,- saja per orang, wisatawan sudah bisa menikmati keindahan alam melalui atas menara.



Pemandangan dari atas Mercusuar..
dari atas Mercusuar Pulau Lengkuas


 
Narsis time..

Kami cukup menikmati pemandangan alam dari atas mercusuar tersebut. Bening biru sekali air yang terlihat. Setelah berpuas Foto-foto di atas luar dan atas dalam Menara Mercusuar tersebut bersama Mbak Dian, Ninknonk dan Reza, kamipun melangkah menuruni anak tangga yang melingkar sebanyak 18 lantai. ada kurang lebih 306 anak tangga yang besi nya sudah berkarat. Aku sangat berhati-hati untuk menuruni anak tangga tersebut karena tangga yang sudah berkarat berwarna hitam dan lantai tangga tersebut agak basah. Aku lebih baik pelan-pelan saja dan tertinggal oleh Mbak dian dan Ninknonk di depan. Sedangkan aku dan Reza masih jalan menuruni anak tangga sambil foto-foto narsis. Hahaha.

Di atas menara (dalam ruangan)


Tak lupa setelah sampai di bawah, aku dan Reza yang tertinggal jauh oleh Mbak Dian dan Ninknonk yang telah turun lebih dulu untuk berfoto-foto di depan pintu masuk Menara yang ada sejak jaman kolonial Belanda tersebut.

Mari berpusing ria ^^

cheers ^_^
Sesampainya di bawah aku dan Reza langsung ke luar area Mercusuar dan mencari rombongan kami. Ternyata mereka sedang asik bercengkerama di bawah pohon kelapa sambil menikmati segarnya air kelapa muda bersama hembusan angin pantai yang damai sekali siang hari itu.

Aku dan yang lainnya memutuskan untuk makan siang di gelaran tikar yang kami sewa seharga Rp. 10.000/ tikar sambil beristirahat siang sebelum kami bermain di tengah laut bersama ikan-ikan dan terumbu karang yang cantik.

Ayo tebak yang paling rakus siapa? hahaha :p

Okay, setelah acara menaiki tangga karat di Mercusuar Pulau Lengkuas, foto-foto narsis di atas menara dan makan siang di gelaran tikar plastik sewaan kami disana, kamipun melanjutkan perjalanan perahu yang kami sewa sehari full itu untuk ber snorkling ria. Rombongan kami yang hanya 6 orang pun menuju dermaga kapal Pulau Lengkuas dan bersiap parkir di tengah laut untuk bermain cantik dengan terumbu karang di sana.

Berangkatlah kami ke tengah laut dengan menggunakan baju pelampung di badan kami di tambah alat snorkle berupa kaca mata tanpa fin. Agak khawatir sih kenapa Adit ga menyewakan fin untuk kami, karena setahuku agak berbahaya jika ada terumbu karang yang agak pendek di permukaan dan mata kita tidak melihat nanti bisa saja kaki kita terkena terumbu karang yang tajam. Itu juga sepengalaman pribadi aku sendiri yang pernah berdarah akibat tidak menggunakan fin waktu snorkling di Pulau Tidung 2 tahunan yang lalu.

Mari nyemplung :D


Mencoba ga pakai pelampung tapi tetep pegangan tangga kapal hahaha

ini teddy gaya apa sih? 0_o
Setelah bergantian mencoba foto-foto di dalam air dengan kamera punya Adit, aku pun sudah capek dan akhirnya memutuskan untuk naik ke atas kapal. Cuma satu komenku yaitu Dinginnnnn Maaaakkk..

Karena angin laut yang besar di tambah teman-teman masih pada berfoto di bawah laut aku hanya sekedar melihat saja dan mencoba mengatur nafasku yang rasa nya ngos-ngosan hahaha. Gimana ga capek, lah wong aku yang bolak balik ke dasar laut buat mencoba mengambil gambar mereka. Dan akhirnya aku pun menyerah naik ke atas kapal dan camera di pegang oleh Teddy si anak pantai :))

Okay, lumayanlah ya hasil yang ini :))) *lumayan apanya?*
Setelah semuanya sudah puas main-main di tengah laut, perahu kami melanjutkan perjalanan dan singgah di pulau Batu Berlayar. Mengapa namanya Batu berlayar? Karena disana terdapat Batu granit ukuran besar layaknya sebuah layar perahu dan di kelilingin oleh bebatuan kecil lainnya beserta hamparan pasir putih. Oleh sebab itu, masyarakat sekitar mengenal pulau ini dengan nama Pulau Batu berlayar. Jarak dari Pulau ini ke Pulau Lengkuas tidak begitu jauh, hanya sekitar 15-20 menit menggunakan kapal kayu yang biasa di gunakan oleh para wisatawan yang datang berkunjung di tempat ini.

candid
Aku dan Ninknonk dengan baju yang basah kuyup sehabis snorkling tadi, di tambah suhu tubuh yang kedinginan langsung loncat kegirangan setelah mendarat di pulau ini. Mencari posisi untuk tidur di pasir yang hangat di selimuti sinar matahari yang kembali menyengat siang itu. Kamipun bertemu dengan hewan yang jarang sekali kami temui yaitu Bintang laut. Bintang lautnya masih hidup. warna nya kecoklatan dengan tubuh yang kadang kaku kadang lembek. Geli gimana gitu pas megangnya. Tapi berhubung hewannya ga gigit jadi aku berani-berani saja untuk memegangnya. hehehe.

mencari kehangatan di atas pasir pulau batu berlayar

Berbagi ceria sama bintang laut ^^

:")
Akhirnya setelah diskusi dengan adit dan teddy, kami memutuskan untuk kembali ke dermaga tempat muasal kami menyebrang tadi. Kami akan melanjutkan perjalanan ke Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Tinggi adalah salah satu pantai yang cukup di kenal oleh wisatawan luar Pulau Belitung. Mengapa? Karena Pantai Tanjung Tinggi pernah di popularkan oleh sebuah film karya anak Belitung yang tidak lain dan tidak bukan adalah Andrea Hirata. Siapa yang tidak tahu tentang film Laskar Pelangi di tahun 2008 itu? dari sebuah kisah nyata di Negeri yang berlimpah timah beberapa tahun yang lalu.

Kami gak mandi loh, kami juga basah-basahan masuk ke dalam mobil. hahahaha..

pas aku tanya : "ini beneran gakpapa basah-basahan di mobil?" lalu Adit dan Teddy kompak menjawab : "Gakpapa, udah biasa kok" dan akupun ngikik seketika. Oke bos... kita berangkattttt...
Add caption

satu sudut di Pantai Tanjung Tinggi.


Awan nya tebal sore itu

Random banget sama mbak dian :))
Sampai di Tanjung tinggi Teddy menawarkan kami naik sampan di laut. Aku pribadi sih males hahaha..ternyata yang lain mungkin juga males atau mungkin karena aku udah terlanjur bilang gak mau jadi yang lain juga ikutan males. hahaha.

Perjalanan hari itupun berakhir dengan indah. Kami pulang ke Mess dengan hati riang. Rencana malam harinya kami akan keluar makan malam di Pinggiran Pantai Tanjung Pendam tidak jauh dari Mess kami. Menu makan malam nya Seafood. Tapi kami kecewa karena tidak ada rajungan maupun kepiting. Padahal aku dan Ninknonk ingin sekali menyantap makanan tersebut.

Keesokan hari nya...

Sabtu, 19 Mei 2014

Selamat Pagi Tanjung Pandan alias Belitung alias Negeri Laskar Pelangi...

Kami bangun sekitar jam 5 untuk sholat subuh, kami berempat sudah niat akan jalan pagi menggunakan sepeda yang nangkring di Mess. Setelah Sholat subuh dan minum teh, akhirnya aku dan Mbak Dian keluar menggunakan sepeda untuk mencari Tukang sayur Komplek. Setelah bertanya-tanya akhirnya kami menemukan warung penjual sayur-sayuran. Ternyata pagi itu, droping sayurannya belum datang. Kami menanyakan jam berapa ada pak? Bapak yang punya warungpun menjawab kira-kira sayuran dari pasar baru datang jam 08.30. whatt?? padahal kami disana sudah dari jam 6.30 pagi. Karena kami ingin berkeliling naik sepeda ke pantai Tanjung pendam akhirnya kami memutuskan untuk pergi dari warung sayur tersebut.

"Pak, nanti kami datang lagi ya.." kami kompak naik sepeda.

"ini dek, bentar lagi datang, tunggulah sebentar lagi.." ucap bapak itu dengan logat khas Belitungnya.

Setelah memberi pengertian ke bapak tersebut serta kami membeli bahan yang ada di warung itu, kamipun pamit untuk pulang ke Mess. Di Mes Ninknonk dan Reza sudah bersiap untuk berangkat jalan-jalan bersama aku dan Mbak Dian menggunakan sepeda. Berhubung sepeda yang kecil hanya satu dan sepeda yang lainnya besar, aku dan Ninknonk boncengan secara bergantian.

"Cuma di Belitung Nonk, aku bisa bonceng kamu kaya gini" ucapku.

"HAHAHAHA, kamipun tertawa bersama."

Yaiyalah, aku mana pernah bonceng Ninknonk di Jakarta, apalagi di Jakarta kendaraannya menggunakan motor. Yang selalu ngebonceng ya Ninknonk atau Mbak Dian =))

^_^
Tak lupa kami berfoto-foto sejenak di pinggir pantai Tanjung Pendam yang aku ibaratkan dengan Pantai Senggigi nya Lombok atau Kuta nya Bali. Mengapa demikian? karena disana ramai, ada taman bermain anak juga, Jika hari libur di pagi hari disana banyak acara promosi dari produk-produk yang spanduknya masih berkibar di sekitaran pantai.

Reza, Ninknonk, Mbak Dian, Aku
lagi ^^
Setelah pulang bersepeda, kamipun kembali ke Mess dan memasak bahan makanan yang tadi pagi kami beli. Tidak lain tidak bukan Chef Dian yang menjadi kepala dapur kami kali ini. hihihi.

Mari bu, eksis dulu :p
Setelah semua matang, kami secara bergantian makan dan mandi dan bersiap melanjutkan petualangan kita di Negeri Laskar Pelangi ini. Kenapa ga makan rame-rame? soalnya di Mess stock sendok dan piringnya kurang bro :))

Baiklah, setelah semua beres dan siap berangkat, aku dan mbak dian lagi-lagi membawa baju dan alat mandi buat jaga-jaga diajak nyebur di laut lagi. Padahal Adit dan Teddy bilang kita gak akan basah-basahan lagi. hehe..

Pukul 10.00 di hari sabtu itu, kami berangkat ke Belitung Timur. Tujuan pertama kami adalah Sekolah SD yang pernah di jadikan tempat syuting film Laskar Pelangi. Kurang lebih 2 jam perjalanan santai kami ke daerah tersebut. Banyak juga wisatawan yang datang disana, mereka melihat betapa mirisnya negeri ini dahulu kala. Sunggunh sangat memprihatinkan sebuah bangunan tua yang hampir rubuh dengan 2 buah penyangga di sampingnya.

Aku dan yang lainnya sempat mengabadikan gambar sekolahnya. ealah narsis dimanapun :p

SD Laskar Pelangi tampak depan

full team :D

Suasana dalam kelas

Mbak Dian dan 2 buah penyanggah bangunan tua tersebut
Setelah selesai melihat-lihat SD tersebut, kami melanjutkan perjalanan berikutnya ke Museum Kata Andrea Hirata. Yang letaknya masih di Area Belitung Timur juga. Kurang lebih 5 sampai 10 menit perjalanan dari sekolah kamipun tiba. Disana sudah banyak mobil berparkir untuk masuk ke museum juga.

Museum Kata Andrea Hirata
Setelah masuk ke Museum ini, pengunjung diminta donasi untuk kebersihan sebesar Rp. 2.000,- atau seikhlasnya. Di Museum ini terpajang bingkai-bingkai foto yang di isikan kata-kata berbentuk motivasi dari si empunya Museum yaitu Andrea Hirata. Disana juga terdapat kedai kopi sederhana, kopi khas Belitung dan makanan ringan khas sana. Wisatawan yang berkunjung bisa ngopi cantik sambil istirahat sejenak.

Donasi untuk kebersihan Museum


salah satu pajangan di Dalam Museum Andrea Hirata

landscape
 
Warung Kopi Kuli yang ada di dalam Museum Andrea Hirata
setelah puas melihat-lihat isi di dalam museum yang di kemas secara menarik oleh pemiliknya, kami melanjutkan perjalanan lagi. Kali ini kami diajak ke sebuah pantai yang lumayan jauh juga jaraknya dari kota maupun dari belitung timur. Yaitu Pantai Penyambong. Sebuah pantai yang masih belum banyak orang yang tahu, dimana disana terdapat batu yang sangat besar jika kita melihatnya sebelum tiba di kawasan pantainya. Jalan menuju pantai Penyambong ini cukup jelek atau tak rata. Menurut info dari Teddy dan Adit yang sudah beberapa kali kesana, jalannya di perbaiki lagi karena sebelum nya jalan menuju kesana sudah bagus. Tetapi pas kami disana jalannya ada perbaikan lagi jadi agak terhambat sedikit perjalanan kami menuju pantai tersebut.

Kurang lebih sekitar 2 jam perjalanan tibalah kami di pantai. Kami diajak ke atas batu pinggir pantai. Disana kami seperti melihat samudra dari kejauhan. Diatas batu tersebut kami berfoto-foto dengan pemandangan laut yang ciamik. Dari atas batu tersebut juga kami melihat ada pantai pasir putih dari kejauhan.

Pantai Penyambong

"Pantai apaan tuh ted? bisa kesana gak?" ucapku.

"pantai pasir putih.bisa kok bisa." Teddy penuh yakin.

Tapi sebelum ke pantai yang pasirnya putih itu dan tidak ada satu manusiapun disana, kami bersantai dulu sejenak diatas batu di bawah pohon rindang.

ademmm ^_^

santai dulu mumpung adem hehehe

kami jalan ke ujung sana, pasir putihnya.
Siang itu cerah sekali, aku dan yang lainnya masih bersemangat. Kami berjalan melewati sedikit hutan sebelum menemukan pasir putih itu. Sesampainya disana, cuaca matahari yang menyengat itupun di redam oleh pepohonan kelapa yang rindang membuat pantai yang tadinya panas menjadi damai sekali.

Tanpa pikir panjang aku pun langsung berenang hahahaha di ikuti yang lainnya kecuali Ninknonk yang ga berani nekat karena dia ga bawa baju ganti. Pantainya dengan ombak sedang, pasir putih yang cantik di tambah pepohonan yang rindang serta di sempurnakan hanya kami ber 6 yang berada di pantai tersebut. Siang yang luar biasa indah di Belitung.


Pantai Penyambong, Pasir putih.
Tak terasa mataharipun lari ke Barat. Aku dan yang lainnya sudah siap untuk kembali ke Mess. Sebelumnya kami bersih-bersih badan terlebih dahulu di Pemandian umum dan sekitar pukul 17.30 kami tiba di Mess dan beristirahat sebentar sebelum malam hari nya kami akan membeli oleh-oleh di Sekitaran hotel Aston. Disebuah toko oleh-oleh yang bernama "Keluarga Belitong". Di Toko tersebut lumayan lengkap macam oleh-olehnya, dari mulai makanan ringan, madu sampai pakaian juga ada. Aku sendiri membeli oleh-oleh berupa makanan ringan saja untuk keluarga di rumah ditambah kaos dan daster bertuliskan Belitong. hehehe.

Jangan di banting, disayang aja akunya :p

Puas dengan belanja oleh-olehnya, Adit dan Teddy mengajak kami makan di sebuah Restaurant berbau laut lagi. Kepiting saos padang dan saos tirampun ludes kami makan. Lumayan untuk menu dan harganya di Rumah makan Sari Laut ini. Menguras kantong... Iya, kantong nya Adit dan Teddy. Muahahaha. Thanks Sob!

Menggoda selera sekali, bukan? :3
Dan malam itupun kami sangat kenyang sekali. Menyantap makanan yang over..hahaha.
Sampai di Mess kamipun bersih-bersih gigi sekaligus packing untuk kepulangan kami esok harinya.
dan, tidak lupa kami copy foto yang ada di camera Adit. Ini penting saudara-saudara x))

Minggu, 20 April 2014

Pagi yang aku takutkan datang, kami harus segera kembali ke Jakarta. Pesawat kami pagi dari Tanjung Pandan. Pukul 06.30 kami sudah mengantar Teddy ke Pelabuhan untuk kembali ke Bangka, setelah itu Adit mengantar kami menuju Bandara.

Akhirnya kami harus mengakhiri perjalanan di Pulau Belitung. Pulau kecil nan cantik dengan keindahan alam rayanya. Semoga pertumbuhan pariwisata disana meningkat agar Indonesia semakin dikenal di Dunia Internasional dengan keindahan alamnya. Kita berdoa saja.

Terakhir, Terima kasih pada Allah SWT kami ucapkan, rekan kami Adit dan Teddy yang telah menjamu kami disana, hahaha jangan kapok ya..

Sampai jumpa di cerita-cerita berikutnya ^_^