Aura
kebahagiaan itu muncul saat pesan Blackberry Massenger dari Dian muncul
kala itu. "Mif,
kumpul yuk! hari minggu ini ke Cimory sama anak-anak. Udah lama kita ga ketemu
kan? aku juga kangen nih sama si kembar". Alasan
lain dari Dian, " Aku ngidam sop buntutnya Cimory nih mif"..
Akupun
langsung menjawab "Oke di! Minggu gue gak kemana-mana kok, asal jangan
sabtu yah, gue gak bisa"
Ok,
akupun mendengar kabar dari Dian bahwa Nina dan Reza bersedia ikut juga. Aku
segera menghubungi Echa untuk mengajaknya ikut juga, tapi Echa belum memastikan
bisa ikut atau enggak. Dia berjanji akan memberi kabar hari sabtu nya.
Hari
sabtupun tiba, kami berkumpul di conference chat untuk membicarakan
keberangkatan besok. Diputuskan Reza yang akan menjemput Yola dan si kembar, Dian
yang menjemput aku dan Nina ternyata sudah di Puncak sejak hari sabtu karena
ada acara keluarganya disana. Imel gimana imel? Echa juga gimana Echa? Imel & Echa kompak gak ada kabar, yaudalah aku marah sajalah sama mereka. Eh, gak deng....
Sabtu
malam aku meninggalkan pesan melalui BBM ke Dian. "Di, kalau jam 5 subuh
gue belum ngoceh di bbm, tolong lo telponin gue ya, soalnya nyokap gak ada, gue
takut bablas tidur". Tapi,
jam 5 subuh aku bangun ternyata Dian belum membaca pesanku juga -___-
lanjut
di hari Minggu, 15 Juni 2014
Pukul
7 teng, saat itu Dian bilang akan berangkat dari rumahnya di daerah Tanjung barat.
yak, tentu bersama suami tercintanya. Eciyeee..
Gak
lama setelah Dian memberi kabar, sekitar 30 menit Dian dan Bang Ferry pun tiba
di Cibubur dan kamipun segera berangkat menuju Puncak. Horeeee!
Perjalananpun
di mulai. Bang Ferry memasuki pintu toll Cibubur ke Arah Bogor menuju Ciawi.
Jalan Toll pagi itu cenderung sepi lancar. Hanya saja setelah kami keluar pintu
toll Ciawi menuju puncak, antrian kendaraan yang mempunyai tujuan yang sama
dengan kami, sudah mengantri dari jarak pandang kejauhan. Setelah bertanya ke
pedagang sekitar, konon katanya pintu arah puncak di tutup. Oalah, cape deh.
Setelah
beberapa menit ikut di dalam parkiran bebas di jalan toll, kamipun memutuskan
untuk melewati jalan alternatif. Jalan alternatif sepanjang jalan raya
Sukabumi- Ciawi yang katanya bisa tembus sampai di arah Gadog- Puncak. Tapi
ternyata disana mobil kami gak bisa bergerak jalan kurang lebih sekitar 1 jam.
Akhirnya, sambil menunggu bosan di situasi kemacetan Jakarta sampai Puncak,
kami turun untuk membeli cemilan yang bisa kami makan di dalam mobil. lanjut ke
curhat gak jelas sampai gosipin masa lalu kami bertiga. Hihihihi.
 |
Liat deh kelakuannya Dian & Bang Ferry, gak berperikejombloan banget ya?! :'( |
Pacar mana pacar....? :|
Waktu
sudah menunjukan pukul 09.30 di jam tanganku. Dipastikan pintu menuju Puncak
telah di buka oleh Pak Polisi. Kami kegirangan dan segera menuju Cimory.
Yipiyyyyee :D
Sesampainya
disana, Resto nya masih sepi. Hanya ada beberapa tamu yang berkunjung *ealah
masih pagi. Ciyeee kesini lagi ciyeee.. ini kali ke dua aku main kesini.
Kunjungan pertamaku sekitar 3 tahunan yang lalu. Numpang ngadem minum Jahe
panas dan nyemil hot dog! Hahaha..perpaduan makanan dan minuman yang tak lazim!
Jangan...jangan tanya sama siapa... :|
Akhirnya
kami putuskan untuk memesan cemilan dahulu sebelum yang lainnya datang, setelah memesan bangku sebanyak 10 kursi untuk teman-teman yang katanya sudah
ada di Puncak Pass resort dan akan menuju ke Cimory, kami mendapat kabar kalau
jalan menuju bawah ( Cimory ) dari tempat mereka berhenti di TUTUP. Patah
hatiku. Huhuhu.
 |
Kabut :( |
 |
Narsis! |
Akhirnya
setelah berdiskusi bolak balik via telepon dengan Reza dan Nina, Aku dan Dian
beserta bang Ferry akhirnya memutuskan untuk menuju keatas menyusul mereka.
Karena kami pikir jalan menuju atas lebih bersahabat daripada jalan menuju
bawah. Tapi, tak disangka-sangka ternyata kami kena macet juga. Hadehhh, macet
lagi lagi dan lagi. Bikin gak mood. Ditambah siang itu Puncak berkabut dan di
hiasi rintik hujan yang jatuh ke bumi. Jarak pandang diantara kabut pun
menipis, ditambah lagi perut kami lapar karena kami baru sempat memesan cemilan
di Cimory tadi -,-
Ok,
berhubung cacing di perut sudah kelaparan minta makan, kami berhenti di Resto
Rindu Alam. Namanya aja sih yang restoran tapi isi nya menurutku gak jauh beda
sama warteg deket kantor. Ya karena aku ikut 2 Ajudan (ini geli nyebutnya) ,
jadi ya ikut sajalah makan di manapun. Huahahahaha...
Sambil
bingung mau makan apa yang ada di menu, akhirnya pilihan jatuh kepada paket nasi timbel
komplit ala-ala resto gagal. Isinya nasi di bungkus daun
pisang, tempe, tahu, ayam goreng, sayur asem, ikan asin, sambel dan lalapan.
Iya, anggep aja masakan sunda ya…. Kalau rasa makanannya sendiri aku kurang
cocok, sayur asem rasa manis, ayam goreng hambar dan sambel tidak pedas. Tapi
berhubung kami bertiga kelaparan ditambah pegel duduk di dalam mobil, yaudah
nunggu Reza dll di sana sambil memandang jalanan menuju bawah yang terlihat
belum bergerak juga. Hufft.
 |
Penampakan makanannya di Rindu Alam |
Inisiatif kami setelah makan sepertinya berjalan. Aku, Dian dan Bang Ferry berniat menunggu mereka datang sambil makan jagung bakar di luar Rindu alam. Tapi, bukannya berhenti di warung terdekat, kami malah jalan menyusuri kemacetan ke arah atas. Untuk apa? mencari mobil Reza yang kami yakini ada tidak jauh dari Resto Rindu Alam. Kurang lebih 15 menit dengan cuaca kabut tebal dan gerimis kecil kami jalan pelan-pelan, mencari mobil berwarna putih bermerk Mazda2. Dengan pedenya kami terus berjalan ke arah atas. Putih, putih, putih....
"Mana ya? gak ada juga, Mif?" Dian terlihat pesimis.
"Coba agak keatas lagi di, siapa tau aja ada..." Aku jawab.
Tapi sepertinya Bang Ferry berhenti di sebuah warung jagung bakar untuk berteduh karena gerimis yang agak mulai turun lebih banyak dari sebelumnya. Diikuti olehku dan Dian. Dian memesan jagung bakar dan aku duduk-duduk santai menikmati pemandangan dan udara segar di Puncak kala itu.
Tidak beberapa lama, munculah inisiatif Bang Ferry untuk mencari lagi ke arah atas. Aku dan Dian masih tetap menunggu di warung tersebut. Beberapa menit di tinggal Bang Ferry yang berjalan lebih atas lagi, ada suara teriakan yang memanggil aku dan Dian. Kamipun menengok ke arah suara yang memanggil dari kejauhan. Oh, ternyata Bang Ferry memanggil kami yang sedang asik termenung *halah. Tersontak kami beranjak dari warung tersebut dan berjalan ke arah atas untuk menghampiri Bang Ferry, ternyata Bang Ferry menemukan mobil putih yang kami cari-cari daritadi. Tapiiii, kami semua tertipu, bukan mobilnya Reza dongggg Hahahahaha. Kamipun kecewa -___-
Jalan menggunakan kaki menuju ke atas terus berlanjut. Nanggung banget kalau kita berhenti sampai disitu. Karena Reza dkk ada di depan Resto Puncak resort. Nah, itukan gak jauh dari Rindu Alam. Bang Ferry terus berjalan, di susul Dian dan Aku di belakang. Kemudian tiba-tiba ada yang memanggil kami dari arah kiri tubuh kami sambil membuka jendela mobil.
"Heiiii...heiiiii..." *sambil nunjuk-nunjuk ke arah kami*
"WHOAAAAA, Ketemu disini!!! kirain pakai mobil yang putih." teriakku.
Ternyata Reza pakai mobil hitam Fortunernya. Ya jelas gak akan nemu sampai Cibodas juga -___________-"
Beruntungnya Reza dll melihat Aku dan Dian yang galau mau ketemu si kembar dan langsung memanggil kami dari dalam mobil. hihihihi. Senyuman si kembar pun menyambut kami yang sudah hampir kunyup di terjang air hujan yang membasahi Puncak Pass kala itu.
"Hai, Auntie.." Si kembar seolah-olah menyapa kami sambil di gendong oleh Eka, kebetulan Eka dan Diaz ikut juga bersama Reza dan Yola. Akupun langsung ingin menggendongnya. Tapi aku dan Dian sadar diri karena badan kami agak basah karena hujan jadi kami tunda sampai badan ini kering. Soalnya kasihan kalau si kembar kedinginan karena kami.
Terjadi hal lucu di sini. Lagi-lagi Dian bikin kami ngakak. Mungkin Dian terakhir ketemu Diaz dan Eka waktu kami menghadiri pernikahan Reza di Bali tahun 2012 lalu. Dian agak lupa muka Diaz yang duduk di belakang. Diaz pun menjulurkan tangannya, yak, tak disangka-sangka Dianpun langsung mencium tangan Diaz tanpa dosa. Serentak Yola yang duduk di samping Dian teriak. " Kok cium tangan Diaz sih Di?" Kamipun sadar dan tertawa cekikikan. Yang lebih lucu nya lagi, Dian bertanya kenapa gue cium tangan ya?" tapi malah terus di lanjutin nyium tangannya Diaz. Hahahahaa. Temen gue lucu banget sih :))
Kalau udah ada kejadian konyol kayak tadi, pasti merembet ke hal konyol lainnya pas sekolah dulu. Dari ngomongin Tika yang sama konyolnya kaya Dian, jadi ceritanya dulu Tika pernah gak sengaja salaman sama supir angkot pas turun bayar ke supirnya, Tika malah salim sama Abang supirnya. Kata Tika, dia lupa gak salim sama Papah nya di rumah. Malah salim sama Supir angkot. Huahahaha. Ya jelas aja di ketawain 1 kelaslah :))
Udah gitu, ada lagi cerita onengnya Elvina yang ke sekolah pake baju seragam SMA Ber-Bet SD punya Adek nya :)))) (benergasihtulisannya?) Jadi setiap orang yang dateng di kelas dia tanyain. "Lo bawa bet ga?" Pas ditanya buat apaan, dia jawab melas sambil membuka tutupan kantong sebelah kirinya pakai buku. "Ssssssssssstt, gue salah pake baju, baju SD punya Adek gue ini.." dan uda ketebak dong yang terjadi apa. YAAAA DIKETAWAINLAH SAMA SATU KELAS! HUAHAHAHAHAHA =))))
Ok, kekonyolan kelas UJP emang banyak. Tapi gak akan gue ceritain disini. Panjang bok! x))
Lanjut cerita kami diatas, setelah menemukan mobil Reza yang isinya ada Yola, Ocha, Diaz, Eka, dan Si kembar, ternyata juga ada anjing kesayangannya Eka. Nama nya Mimi. Anjing pudel super lucuk ini di bawa sama Eka ke Puncak. Ajaibnya Mimi selain cantik, dia juga pinter dan penurut loh :'))
Akhirnya setelah ketemu mereka, aku menumpang di mobil Reza untuk melanjutkan perjalanan ke Cimory (lagi) :)) sedangkan Dian dan Bang Ferry ikut mobil Nina dan Rian yang juga parkir tidak jauh dari antrian kami untuk mengambil mobil mereka di sudut parkir Rindu Alam.
Sepanjang perjalanan aku menggendong Ade alias Clara alias si kembar :'). Sambil selimutan berdua si kembar yang pipi nya minta banget di gigit ini... :|dia gak nangis dong, malah bobo di pangkuan aku . Hahahaha.
1
jam lebih perjalanan kami dari atas ke bawah, melalui antrian yang
panjang malam itu, kami tiba di Cimory lagi. Rombongan Reza memutuskan
tidak ikut dinner karena Diaz kurang enak badan, ditambah si kembar yang
takutnya kecapean karena di ajak jalan dari tadi subuh. Sedangkan Nina
dan suami sudah pamit pulang ke Jakarta duluan. Sedih gak ketemu Nina
:'(
Sebelum
Reza, Yola dan yang lain pulang ke Jakarta, kami tidak lupa mengambil
gambar dong yaaah...biar ada bukti kalau kami ketemu!! hahahaha.
 |
Dian, Bang Ferry, Mifta, Yola, Reza dan Si kembar Calla & Clara |
 |
Bang Ferry, Dian, Mifta, Eka, Reza, Yola, Ocha dan si kembar plus Mimi :") |
Aku, Dian dan Bang Ferry akhirnya memutuskan makan malam di Cimory dan order sop buntut bakar dengan waiter nya yang sudah bosan mungkin dengan kami.
Pengen foto-foto tapi gak bisa karena baterai HP kami semua habis. Hahaha. Power bank? habis jugaaaak. huhuhu.. Tapi yang pasti makanan di Resto Cimory belum pernah ada yang mengecewakanlah.. semua di masak oleh Chef, gak kaya di Resto sebelah di buat oleh juru masak :P
Dari Mantau, wedang ronde, sop buntut bakar, bistik sapi beserta minuman-minumannya yang kami pesan semua menggoyang lidah. Ditambah kami membeli sosis khas cimory bercita rasa blackpapper yang di goreng di rumah. Enak jugaaak!! gak ada kata yang gak enaklah menurut gue. Yang ada cuma enak dan enak banget X)).
Bang ferry menawarkan dessert berupa coklat yang sebelum makan aku lirik-lirik tadi, tapi apa daya aku sudah kekenyangan makan makanan beratnya nasi plus sop buntut bakar tadi. Next time aja ya bang, gak nolak deh x))
Setelah membeli oleh-oleh di Cimory juga, kamipun bersiap pulang ke Jakarta. Ternyata masih penuh antrian sebelum masuk toll menuju Jakarta. Di jalan lagi-lagi kami bertiga ngobrol ngalur ngidul, cerita-cerita lucu dan menggelikan sampai nyanyi-nyanyi gak jelas.
Setelah kurang lebih 1,5 jam di jalan, akhirnya kami sampai di rumahku. Terima kasih Dian dan Bang Ferry untuk keceriaan hari itu. Kapan-kapan lagi yaaa *ngarep. Gakpapalah jadi laler lagi diantara kalian sementara waktu. Mudah-mudahan nanti kita bisa double date ya!! *Aamiin yang kenceng* dan Anggap aja kalian sedang menghibur diriku yang lagi dilanda duka (lagi) Muahahaha..
Sekian cerita perjalanan ini, terima kasih para sahabat yang mau membaca ^_^